JAYAPURA, FP.COM – Musim 2005 menjadi tahun spesial bagi klub Persipura Jayapura. Ditandai dengan tropi perdana Liga Indonesia, klub asal Papua ini kemudian menjelma menjadi kekuatan utama di peta persepakbolaan nasional. Sejak itu, superioritas Persipura begitu nyata, terutama kala menjalani laga kadang.
Statistik mencatat, jika dihitung dari musim 2005, di liga Indonesia, dari 207 kali pertandingan berstatus tuan rumah, klub berjuluk mutiara hitam ini mengamankan 152 kali kemenangan, 41 hasil seri, dan hanya 14 kali nirpoin.
Sementara itu, di kompetisi antarklub Asia, sejak debut perdananya pada Liga Champions Asia tahun 2010 hingga terakhir kali tampil di AFC Cup tahun 2014, Persipura membukukan delapan (8) kemenangan dan lima (5) hasil minor dari total 13 kali laga kandang.
Totalnya, di kedua level tersebut, Persipura hanya 19 kali menelan pil pahit. Rekor ini termasuk ketika Persipura harus menjalani partai kandang di luar Stadion Mandala. Meskipun rekornya mentereng, sangat disayangkan, beberapa di antaranya justru diderita dengan skor besar.
Setelah sebelumnya merilis daftar kemenangan besarnya di partai tandang, sebagai pengingat, berikut ini Fokus Papua merangkum tiga (3) kekalahan telak Persipura ketika menjalani laga di markasnya.
Persipura 0-3 Persik Kediri
Berstatus juara bertahan, Persipura justru terseok mengawali Liga Indonesia musim 2006. Diawali dengan hasil imbang 0-0 dengan Persela Lamongan di Mandala, Persipura kembali menuai pil pahit kala menjamu tim bertabur bintang, Persik Kediri, di pekan kedua.
Di depan 30 ribu pasang mata suporternya, anak-anak Mutiara Hitam dibuat keteteran oleh pertahanan rapat klub besutan Daniel Roekito itu. Asik menyerang, Persipura lupa dengan pertahanan. Kelengahan di lini belakang kemudian dimanfaatkan Macan Putih, julukan Persik lewat Eby Sukore yang memperdaya Jendri Pitoy di menit 30′.
Gol ini memantik kepercayaan diri sang lawan. Hasilnya, tujuh menit berselang, giliran Cristian Gonzales yang mencatatkan namanya di papan skor dan memaksa Persipura mengakhiri paruh pertama dengan defisit dua gol.
Memasuki paruh kedua, Eduard Ivakdalam dan kawan-kawan tetap tampil under perform. Bukannya mengejar ketertinggalan, malah tim tamu semakin mendominasi lewat tambahan gol dari Danillo Fernando. Skor 0-3 bertahan hingga wasit Puji Suprayitno meniup peluit panjang.
Persipura 1-4 Jeounbuk Hyundai Motors
Bukan saja karena debutnya, Persipura tampak demam panggung di ajang Liga Champions Asia musim 2010. Mereka mendapati kenyataan pahit, harus berjibaku dengan tiga klub raksasa yang tergabung di grup F, Kashima Antlers (Jepang) Changchun Yatai (China) dan Jeounbuk Hyundai Motors (Korea Selatan).
Di partai pembuka, Boaz dan rekannya menantang unggulan, Jeounbuk. Dalam laga yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Persipura gagal mengimbangi permainan cepat yang diterapkan klub asal Negeri Ginseng tersebut.
Di babak pertama Persipura sudah tertinggal dari tendangan penalti Kim Seung Yong di menit ke-17′ dan gol Krusnoslav Lovrek di menit ke-26′.
Memasuki pertengahan babak kedua, gawang Persipura kembali koyak oleh Lovrek. Lovrek menambah dua gol untuk hattrick-nya, menit ke 67′ dan 82′.
Persipura sempat memperbaiki keadaan melalui Tinus Pae di menit 68′. Setelah itu tak ada gol tambahan dari kedua tim. Persipura keok digebuk Jeonbuk dengan skor 1-4.
Persipura 0-6 Al Qadsia
Sejauh ini, pencapaian terbaik Persipura di level Asia tercipta kala bertarung di ajang AFC Cup 2014. Selangkah dari final, tim ini membuat kejutan setelah merebut satu tempat di empat besar (semi final).
Sebelumnya, di perempat final, Persipura menghancurkan klub Kuwait, Al Kuwait SC, dengan agregat 8-4. Berkaca dari hasil ini, mimpi Persipura menembus partai final bahkan merebut gelar juara bukan lagi pepesan kosong. Pasalnya, di fase ini, Persipura akan kembali menantang perwakilan Kuwait lainnya, Al Qadsia, yang kekuatannya diprediksi tidak berbeda jauh dengan Al Kuwait SC.
Harapan semestinya masih terjaga setelah Persipura hanya kalah 2-4 di Stadion Mohammed Al Hamad Stadium, markas Al Qadsia.
Anak-anak Mutiara Hitam sangat percaya diri menatap leg kedua di Mandala. Tuah stadion ini dipercaya mampu mengubur Al Qadsia seperti yang terjadi sewaktu Persipura membantai Al Kuwait SC dengan skor 6-1.
Apa daya, di luar dugaan, barisan depan Al Qadsia tampil trengginas. Yoo Jae-Hoon dipaksa enam kali memungut bola dari gawangnya. Persipura bahkan tak mampu mencetak satu gol pun demi menghibur pendukungnya.
Dengan hasil ini, Persipura harus mengakui keunggulan Al Qadsia dengan agregat mencolok, 2-10. Mimpi untuk tampil di partai final pun melayang. (Ray)