WAMBES, FP.COM – Diversifikasi dengan metode tumpang sari tengah didorong untuk diterapkan pada kawasan food estate, di kampung Wambes, distrik Mannem Kabupaten Keerom. Hal itu dikemukakan Bupati Keerom Piter Gusbager di sela-sela panen perdana di lahan seluas 25,3 hektar, Jumat kemarin 26/5/23.
“Kita akan bicara ke depan untuk lahan ini tumpang sari. Nanti pemilik lahan dua hektar mengatur itu. Di mana mau dibuat kolam ikan, silahkan dimainkan desainnya. Pola tanam dan pola penyebaran penggunaan lahannya, supaya ada keragaman produksi,” ungkap Gusbager.
“Bapak panen jagung sekaligus panen lele dalam tiga bulan. Cabe dan sawi dalam beberapa minggu, dan bisa panen pinang sepanjang tahun. Ini yang nanti akan disalurkan dari Kementerian Pertanian dalam waktu dekat.”
Ia menjelaskan, para petani yang sudah didata dalam CPCL (calon petani calon lokasi) akan diberikan bantuan bibit dalam waktu dekat.
Sementara, dalam menjamin kelangsungan program food estate di Keerom, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden untuk memberikan payung hukum termasuk penganggarannya.
“Ini sudah kita bicarakan dengan staf Kantor Sekretariat Kepresidenan, masa depan jagung ini seperti apa, sustainability-nya seperti apa, kita bicara payung hukum. Informasi terkini yang saya dapatkan dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Bappenas akan memasukan food estate Keerom dalam masterplan food estate nasional. Kalau sudah masuk dalam masterplan food estate nasional, berarti short cut jalurnya khusus, jadi anggaran, pupuk, bibit sudah tidak regular lagi.”
“Kalau sudah masuk dalam dokumen itu jalurnya langsung. Ini yang sedang kita perjuangkan,” terang Gusbager.
Dia pun mengharapkan petani untuk mendukung Keerom sebagai lumbung jagung ke depannya lantaran jagung menjadi bargaining position (posisi tawar) bagi kesejahteraan petani.
“Tolong ini diperhatikan dengan baik, tidak ada bargaining lain yang bisa menghadirkan RI 1 (Presiden-red) ke Keerom selain jagung ini, tidak ada! Jadi masyarakat jaga jagung ini dengan baik karena masa depan kalian ada di situ. Keerom begitu subur tanam jagung 25 hektar bisa mentok satu miliar sekali panen, bisa kalau kita betul olah secara baik,” tutup Gusbager. (*)