JAYAPURA,FP.COM – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Noken yang berada di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua tengah menggalakkan program inovatif dengan mendorong Noken tas tradisional Papua sebagai tas belanja alternatif pengganti kantong plastik.
Langkah strategis ini ditempuh sebagai solusi ganda: melestarikan Warisan Budaya Dunia Tak Benda, mengurangi dampak sampah, dan yang paling utama, meningkatkan pendapatan (income) perajin Noken.
Kepala UPTD Museum Noken, Mozes Mandibodibo, mengungkapkan inisiatif penting ini saat ditemui awak Fokus Papua pada Jumat (14/11), di sela-sela kegiatan pameran.
Mandibodibo menjelaskan bahwa gebrakan Noken sebagai pengganti kantong plastik bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga penciptaan pasar yang berkelanjutan bagi perajin.
“Kami sedang mendorong suatu gebrakan Noken sebagai pengganti kantong plastik di masyarakat. Selain karena Noken tidak memberikan dampak sampah, kami juga berharap dari Noken ini bisa memberikan income untuk masyarakat kita,” ujar Mozes Mandibodibo.
Ia menegaskan, peningkatan income yang dimaksud adalah dengan mencarikan solusi pasar baru bagi perajin melalui kebijakan Noken pengganti kantong plastik. Dengan meningkatnya permintaan Noken sebagai tas belanja wajib, ekonomi mama-mama perajin diharapkan dapat terangkat secara signifikan.
Selain itu, Mozes juga menyoroti pentingnya upaya pelestarian kepada generasi muda, hal itu menurutnya terlihat dari sebuah realita bahwa hanya mama-mama (ibu-ibu) yang masih mahir merajut Noken, sementara generasi muda cenderung kurang memiliki keterampilan tersebut.
“Kami harus memastikan Warisan Budaya Tak Benda ini tidak punah. Melalui kegiatan ini, kami ingin terus melestarikan budaya Noken kepada generasi muda,” tegasnya.
Untuk menumbuhkan kecintaan dan kebiasaan menggunakan Noken, UPTD menyerukan kewajiban menggunakan noken dan batik Papua pada hari Kamis dan Jumat.
“Kami harus mencintai budaya kita, cintai dan lestarikan Noken Papua. Kalau bukan kita, siapa lagi?” ujarnya.
Selain fokus pada peningkatan ekonomi perajin, UPTD Museum Noken juga memiliki peran dalam kontribusi pendapatan daerah.
Mandibodibo menyatakan, inisiatif ini selaras dengan harapan Pemerintah Provinsi Papua yang mendorong sektor kebudayaan dan pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Pemerintah berharap museum ini dapat memberikan kontribusi PAD lewat sektor pariwisata dan kebudayaan. Salah satunya lewat museum, di mana kunjungan bagi masyarakat umum akan dikenakan tarif. Retribusi tersebut yang akan kita kelola kembali sebagai PAD,” pungkasnya. (AiWr)


