JAYAPURA, FP.COM – Komite Paralimpik Nasional atau National Paralympic Comittee (NPC) Papua menggelar proses klasifikasi bagi para atlet yang akan tampil di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI pada 17 sampai 28 November mendatang.
Untuk hal tersebut, NPC Papua mendatangkan tim dokter dari NPC Pusat untuk mengklasifikasi para atlet difabel yang saat ini masih menjalani pemusatan latihan di Kota Jayapura.
Klasifikasi ini menurut Ketua NPC Papua, Jaya Kusuma, merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menentukan para atlet yang nantinya akan bertanding di cabang olahraga atau nomor pertandingan.
“Kita berharap dari apa yang telah ditentukan di dalam klasifikasi ini, termasuk pelatih-pelatih yang telah menentukan nomor pertandingan dari masing-masing atletnya, tidak ada perubahan,” ujar Jaya Kusuma kepada wartawan, Senin (29/3/2021).
Jaya Kusuma khawatir, jika pada pertandingan nanti, atlet difabel Papua tidak sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan oleh Panitia Besar (PB) Peparnas.
Oleh ssebabitu, melalui proses klasifikasi ini, ia berharap, seluruh atletnya bisa lolos dan dapat bertanding sesuai dengan nomor yang akan dipertandingkan.
“Mudah-mudahan saja tidak ada yang bergeser, karena klasifikasi ini juga menentukan lolos tidaknya seorang atlet untuk bertanding, atau lolos tidaknya di nomor pertandingan yang sudah ditunjuk itu,” paparnya.
Saat ini, NPC Papua memiliki sekitar 225 atlet difabel yang masih menjalani pemusatan latihan, baik di Kota Jayapura mau pun di luar daerah, seperti Kalimantan, Jakarta, dan Solo.
“Pada hari ini, klasifikasi untuk atlet-atlet yang ada di Kota Jayapura. Ke depannya nanti, kita akan bawa tim dokter untuk mengklasifikasi atlet-atlet yang ada di luar, di antaranya yang ada di luar daerah. Kita akan bekerja sama dengan tim klasifikasi dari NPC Pusat,” kata Jaya.
Sementara itu, Dokter Yanti, salah satu tim klasifikasi dari NPC Pusat menyatakan, proses ini untuk mengantisipasi agar atlet yang telah dipersiapkan bisa bertanding sesuai dengan nomor pertandingannya. Yanti juga berharap, sebagai tuan rumah Peparnas, Papua tidak salah memilih atlet. Klasifikasi awal ini dimaksudkan agar tidak ada masalah di kemudian hari.
“Karena tidak menutup kemungkinan, kalau kita klasifikasi pada saat pelaksanaan Peparnas ada atlet yang tidak masuk klasifikasinya atau not eligible, itu tidak boleh ikut bertanding nantinya,” jelasnya.
Yanti melanjutkan, proses klasifikasi ini juga yang akan membuat pertandingan menjadi fair, karena para atlet akan bertanding sesuai dengan jenis kecacatannya.
“Memang benar, kami difabel, dan kami ada keterbatasan, tetapi lewat klasifikasi maka pertandingan itu akan sesuai antara atlet satu dengan atlet yang lain. Percacatannya itu akan kita kelompokan, baru mereka boleh bertanding dengan kelompok yang sesuai,” tutupnya. (Ray)