SENTANI, FP.COM – Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Papua menggelar pelatihan bagi para fotografer dan kameramen yang akan meliput Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 mendatang.
Ada 59 calon fotografer dan 41 calon kameraman yang memperoleh bekal dari enam orang pakar selama tiga hari (8-10 Februari 2021), di salah satu hotel di Sentani, Kabupaten Jayapura. Boleh disebut, kegiatan ini merupakan rangkaian dari pelatihan terhadap jurnalis peliput PON yang dilaksanakan pada Januari lalu yang juga diadakan PB PON.
Elia Loupatty,Sekretaris Umum PB PON Papua, sangat mengapresiasi antusiasme dan semangat peserta latihan. Ia menyatakan, nantinya, fotografer dan kameramen mempunyai andil penting dalam menyukseskan hajatan akbar empat tahunan itu.
“Fotografer dan kameramen punya tanggung jawab yang cukup besar. Oleh sebab itu, melalui pelatihan ini, saya harap bisa mendapat ilmu yang akan berguna pada saat pelaksanaan nanti,” ujarnya, Senin (8/2/2021).
Terlebih lagi, menurutnya, PON XX kali ini akan berbeda dibanding edisi-edisi sebelumnya, karena untuk pertama kalinya PON akan diselenggarakan berbasis IT dan online.
Selain itu, ia berharap, melalui pelatihan ini, para peserta dapat menemukan karakter untuk menghasilkan kualitas fotografi dan videografi yang bagus. Elia juga mengingatkan agar nantinya para fotografer dan kameramen bekerja sungguh-sungguh agar tak melewatkan momen-momen penting.
“Saya juga ingin mengingatkan kepada para peserta pelatihan ini agar memiliki karakter dan percaya diri. Karena kalau nanti masih malu-malu, bakal banyak kehilangan moment,” harapnya.
Erly Bachtiar, salah seorang pemateri, mengamini Loupatty. “Salah satu sumber kesuksesan pelaksanaan PON adalah karena dari sini foto-foto dan video-video yang nantinya dikirim ke panitia dapat dibagikan dan dinikmati oleh seluruh media di Indonesia bahkan dunia,” kata Erly yang pernah mengemban tugas sebagai photo director Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Kendati demikian, Erly juga menghimbau kepada fotografer dan kameramen yang bertugas nantinya di lapangan untuk mematuhi regulasi dan aturan yang telah ditetapkan. Pasalnya, masing-masing venue atau cabang olahraga mempunyai aturan liputan yang berbeda-beda.
“Yang jauh lebih penting dibanding mengambil foto dan video sebenarnya adalah mematuhi etika dan aturan. Jangan sampai mengganggu jalannya pertandingan, itu kuncinya,” tutup mantan jurnalis foto Tabloid Bola ini. (Ray)