ARSO,FP.COM – Dalam upaya pengembangan pariwisata daerah,Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Keerom menggelar seminar masterplan dan telah masuk pada tahap seminar hasil.
Seminar akhir masterplan Kampung Workwana dan Agrowisata Wambes Kabupaten Keerom tahun 2023 dibuka oleh Asisten I bidang Pemerintahan Lukas Saranga mewakili Bupati Keerom, bertempat di Arso Grande Hotel, Selasa (15/8/23).
Dalam sambutannya yang dibacakan, Bupati Gusbager menulis bahwa penyusunan masterplan di berbagai tingkatan, baik provinsi maupun kabupaten/kota, sangat dibutuhkan sebagai acuan dalam membangun kepariwisataan yang berujung pada peningkatan ekonomi daerah. Hal tersebut juga sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Keerom.
“Visi daerah ini yaitu terwujudnya masyarakat Keerom yang mandiri dengan memanfaatkan sumber daya secara bertanggung jawab, dan misi mewujudkan kemandirian sosial, budaya, ekonomi dan pengembangan wilayah. Maka sektor pariwisata memainkan peran yang cukup penting guna tercapainya visi dan misi Kabupaten Keerom,” tulisnya.
Selanjutnya, sektor pariwisata memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi secara nasional sebagai instrument perolehan devisa. Karena itu, sebagai sektor andalan, pariwisata harus dikelola secara baik agar dapat bertumbuh dan berkembang sebagai pilar utama penyangga pembangunan di Kabupaten Keerom.
“Pembangunan sektor pariwisata yang berhasil bukan saja dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah melalui kontribusi terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) saja, tapi juga kehadiran sektor pariwisata dapat menjamin kelestarian alam dan budaya serta penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan,” tulisnya.
Bupati Gusabger yang terlibat langsung dari awal dalam penyusunan masterplan tersebut menambahkan, dengan potensi wisata yang beragam, alam dan budaya, maka pembangunanya memerlukan sebuah regulasi yang diarahkan untuk peningkatan kualitas lingkungan (environment), sosial budaya (community), dan ekonomi (economy).
Ia mengharapkan, seminar laporan akhir masterplan dapat menghasilkan dokumen perencanaan yang komprehensif untuk diimplementasikan dan terintegrasi. Kemudian, menemukan strategi pemasaran yang ideal untuk pertumbuhan kepariwisataan di Kabupaten Keerom.
Dari masterplan yang ada itu, ada beberapa objek wisata yang akan dikembangkan, yaitu: Telaga Awor, Telaga Demerya, Tami River Scape, dan Agrowisata Wambes. Daya Tarik dari spot-spot ini bakal dieksplorasi dengan desain sebagai objek wisata unggulan.
Ada pula yang disebut objek wisata penyangga, terdapat di sekitar Kampung Workwana dan Wambes, meliputi: wisata sejarah, budaya, event attraction, dan agroindustri jagung, serta alam.
Jerri Aronggear, konsultan pariwisata yang dipercayakan menyusun masterplan tersebut mengatakan, bahwa pandangan pariwisata sebagai industry maka mau-tidak mau harus melibatkan banyak pihak (tourism is everybody’s business).
Dengan memandang faktor ekonomi lebih mendominasi penetapan tujuan pembangunan pariwisata. Bahwa pariwisata sebagai alat untuk kesejahteraan yang berkesinambungan.
“Ketika kita merancang pariwisata, merancang destinasi, agrowisata dan lainnya, kita berpikir bisnis. Karena muaranya ke bagaimana pendapatan ekonomi, bagaimana sosial budaya, revitalisasi budaya dan sebagainya.”
“Di sini, kita lihat pengembangan dua tempat ini ada visi dan misi bupati yaitu peningkatan ekonomi, kemudian penjabarannya lewat program yang menyentuh langsung ke bawah (masyarakat). Agar ekonomi masyarakat itu meningkat dan bukan ekonomi tiga atau lima bulan saja. Tapi bagaimana kita merubah pola pikir masyarakat dari meramu, petani, untuk mengembangkan itu menjadi sebuah industri pariwisata,” tukas Jerry. (*)