Pemilu 2024: Amankan 216 TPS di Keerom, Kepolisian Siapkan 344 Personel

Dialog interaktif Polisi Menyapa di studio RRI Jayapura.

JAYAPURA, FP.COM – Kapolres Keerom AKBP Christian Aer menjadi narasumber utama dalam program dialog interaktif Polisi Menyapa di studio RRI Jayapura, Kamis (31/8). Selain Kapolres Christian, ada pula Wakil Bupati Keerom Wahfir Kosasih. Kosasih hadir berkaitan dengan tajuk dialog yakni “Pemilu Damai di Negeri Tapal Batas.

Dalam dialog yang dipandu reporter Arul Firmansyah dan berlangsung kurang lebih satu jam ini cukup mendapat atensi dari pendengar. Beberapa topik yang dibahas seperti antisipasi mobilisasi massa pada masa pemilu, konflik antarmassa pendukung, peran pemerintah untuk mengedukasi masyarakat dalam hal praktik money politic, dan stabilisasi keamanan.

Read More
iklan

AKBP Christian mengawali pemaparannya soal maraknya berita palsu (hoax) dan kampanye hitam di masa pemilu.

“Kalau dari sisi pendekatan ke masyarakat, kami selalu berikan himbauan agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar. Kalau ada tindak pidana, lapor ke kami,” tegasnya.

Dari sisi keamanan, Christian mendaku, pihak kepolisian telah membangun kolaborasi dengan tokoh-tokoh agama, adat, perempuan, dan pemuda sebagai problem solving dalam penyelenggaraan kamtibmas. Hal tersebut akan terus ditingkatkan demi mewujudkan pemilu yang damai.

Kapolres mengungkap persiapan pihaknya mengawal pesta demokrasi pada 2024 mendatang. Kepolisian akan menurunkan 344 personel yang disebar di 216 TPS.

“Untuk pola pengamanan TPS dibagi tiga, yang pertama untuk daerah aman 1 terdiri dari 2 personel (26 TPS), kemudian rawan 1 itu kami siapkan 1 personel untuk 75 TPS, dan untuk daerah rawan 2 itu ada dua personel di satu TPS. Jadi, 344 personel yang mengamankan 216 TPS,” jelas Christian.

Wabub Kosasih sendiri merespons aspirasi masyarakat terkait potensi konflik dan mobilisasi massa. Dirinya tak menampik bahwa dalam pesta demokrasi seperti pemilu bisa memunculkan gesekan karena perbedaan pilihan dan pendapat. Dia berharap, perbedaan tersebut tidak berkembang dan meluas jadi konflik fisik.

“Saya yakin situasi tetap terkendali dan kondusif. Saya percaya masyarakat Keerom sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan politik dan mampu menjaga kondusifitas yang selama ini sudah tercipta di Keerom,” katanya.

Tentang potensi mobilisasi massa, Wabub Kosasih yakin potensinya kecil mengingat sistem yang ada sekarang sudah berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, di mana data pemilih telah terdaftar by name, by address.

“Meskipun begitu, praktik-praktik seperti itu (mobilisasi massa) tetap harus diantisipasi,” tambahnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *