JAYAPURA, FP.COM – Banjir yang terjadi sejak tanggal 3 Februari 2021 masih berlangsung dan masih menggenangi sejumlah titik di Kabupaten Keerom, bahkan terjadi peningkatan luasan area yang tergenang banjir.
Wakil Bupati Keerom, Piter Gusbager mengatakan, untuk penanganan warga yang terdampak banjir, Pemerintah Kabupaten Keerom telah membentuk Posko Induk Penanganan Pengungsi yang dipusatkan di Gedung Pramuka, Arso Swakarsa.
Di posko induk tersebut, pemerintah daerah, TNI dan Polri bekerjasama memberikan pelayanan terbaik kepada warga yang mengungsi, mulai dari pelayanan makan dan minum 3 kali sehari, pelayanan air bersih dan pelayanan kesehatan.
“Ini semua kita lakukan hingga banjir surut, dan memungkinkan bagi warga untuk kembali ke kediaman mereka masing-masing. Berdasarkan data terakhir, total pengungsi mencapai 3.000-an orang yang berasal dari 3 distrik,” kata Piter, Rabu (10/2/2021).
Piter menambahkan, untuk memaksimalkan upaya penanganan bencana banjir di Kabupaten Keerom, Pemerintah Kabupaten Keerom, telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang akan dilakukan selama beberapa waktu ke depan.
Penetapan status tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Keerom tertuang dalam Keputusan Bupati Keerom, nomor 362.672/BUPATI/2021.
“Dengan demikian, pemerintah daerah melalui seluruh OPD di jajaran bisa lebih fokus dalam penangan banjir, terutama bagi warga yang terdampak di 3 distrik, yaitu distrik Skanto, distrik Arso dan distrik Arso Timur,” tegasnya.
“Kami juga sudah bentuk tim kerja yang dipimpin oleh Sekda Keerom, yang akan bergerak di lapangan bersama dengan seluruh OPD, sehingga di harapkan penanganan banjir bisa lebih maksimal, baik itu penanganan jangka panjang maupun jangka pendek,” ujar Piter.
Di posko induk tersebut juga melibatkan anggota PMI, Tagana dan relawan lainnya, terutama dalam membantu menyiapkan makanan hingga 3.500 porsi perharinya, baik itu untuk kebutuhan di posko induk pengungsian, maupun disejumlah posko pengungsian lainnya.
Sementara itu, terkait dengan penanganan jangka panjang pasca banjir di kabupaten Keerom, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, Balai Wilayah Sungai Papua, dan Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Papua.
“Dimana nantinya akan membantu penangan dan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Tami dan sungai Bewan, pendataan prasarana umum yang rusak pasca banjir dan tentunya pendataan perumahan warga yang rusak pasca terjangan banjir di Kabupaten Keerom,” tandasnya.
“Tidak hanya perumahan dan lahan pertanian warga yang rusak, akibat banjir ini juga terdapat jembatan dan sejumlah ruas jalan yang rusak, seperti di Arso Barat, Arso Timur dan di sejumlah titik lainnya, terutama di jalan trans Papua ruas Jayapura – Keerom, ini semua akibat luapan sungai tami dan sungai bewan yang hingga saat ini masih terus meluap akibat tidak mampu menahan debit air dari muara sungai,” lanjut dia. (Redaksi FP)