JAYAPURA, FP.COM – Pemerintah Provinsi Papua menyatakan kesiapannya membantu penanganan banjir di Keerom.
“Penanganan bencana di Keerom saat ini masih sepenuhnya tanggung jawab pemerintah daerah setempat. Tapi karena jaraknya dekat dengan Ibu kota provinsi, kita akan bantu,” janji Wakil Gubernur Klemen Tinal, Kamis, (11/2/2021).
Wagub Klemen pun meminta Pemkab Keerom segera membuat laporan terkait kondisi terkini di daerah itu, termasuk kebutuhan para warga yang kini tengah mengungsi.
“Pemkab Keerom segera buat laporan ke Pemprov Papua. Supaya kita lihat dan bisa bantu secara komprehensif untuk menyelesaikan masalah banjir di Keerom,” tambahnya.
Menurut Wagub, potensi bencana banjir di Keerom ini sebenarnya sudah dibahas sebelumnya antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Keerom. Dalam pertemuan itu diketahui adanya potensi banjir akibat ekploitasi hutan oleh oknum warga dan lainnya.
“Kadis PU dan OPD terkait lainnya harus melihat apa penyebab banjir sehingga ke depan ada langkah kongkrit untuk mengatasi masalah banjir. Kasihan masyarakat di Keerom, khususnya para petani yang merugi akibat banjir,” pungkasnya.
Pelaksana tugas Sekda Keerom, Irwan, saat dihubungi mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi 60 persen dari total 4.700 warga yang terdampak banjir. Sementara masih terdapat banyak warga yang memilih bertahan berada di lokasi banjir.
“4.700 warga yang rumahnya terdampak banjir tersebar di tiga distrik atau kecamatan. Tiga lokasi ini meliputi Distrik Skanto, Distrik Arso Timur dan Distrik Arso,” kata Dia.
Ia menambahkan, terdapat empat lokasi pengungsian warga yakni Gedung Pramuka di daerah Swakarsa, daerah Pir 1, Gereja Katolik di Distrik Arso dan Kampung Sorong.
“Kami telah membuka dapur umum sejak dua hari lalu. Tujuannya untuk menjamin kebutuhan makanan siap saji para pengungsi dan warga yang masih bertahan di lokasi banjir,” ujarnya.
Ia menuturkan, Pemda Keerom sangat berharap adanya bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua dan Kementerian Sosial untuk pengadaan air bersih dan kebutuhan khusus bagi wanita serta anak-anak.
“Kami juga membutuhkan tambahan masker untuk protokol kesehatan di lokasi pengungsian. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Covid-19,” tuturnya.
Seperti diketahui, banjir yang melanda Kabupaten Keerom sejak Senin (8/2/2021) lalu telah menyebabkan ratusan rumah terendam banjir. Total sebanyak 1.155 keluarga yang terdampak bencana tersebut. FPKontr3