JAYAPURA, FP.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja (Disperindagkopnaker) Provinsi Papua kerjasama dengan PT Jatim Grha Utama (PT JGU) bidang usaha Puspa Agro.
PT JGU salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang memiliki bidang usaha Developer, Property, Jasa Konstruksi, Kepelabuhan dan Puspa Agro.
Penandatanganan kerjasama dilakukan secara virtual oleh Kepala Disperindagkopnaker Provinsi Papua, Omah Laduani Ladamay dan Direktur Utama PT JGU, Mirza Muttaqien yang difasilitasi oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua dan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Timur, disaksikan Pj.Sekretaris Daerah Papua, Ridwan Rumasukun dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jawa Timur, Djumadi.
Kepala Disperindagkopnaker Provinsi Papua, Omah Laduani Ladamay mengatakan, perusahaan daerah tersebut melalui salah satu bidang usahanya yaitu Puspa Agro akan mendistribusikan bahan kebutuhan pokok atau komoditas utama masyarakat.
Laduani menegaskan bahwa selama ini masyarakat terbiasa dengan biaya transportasi yang tinggi, padahal yang terjadi adalah dari sistim tata niaga yaitu alur distribusi barang yang tidak efisien.
“Pemerintah daerah bersama Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua telah menganalisa tingkat kemahalan harga bahan pokok di Papua yang ternyata bukan disebabkan biaya transportasi yang mahal,” kata Laduani usai penandatanganan kerjasama virtual, di Kantor Gubernur Papua, Rabu (20/5/2020).
Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua yang juga Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Papua, Naek Tigor Sinaga mengatakan, Pemprov Jatim siap mensuplai komoditas yang dibutuhkan oleh Papua.
“Dari hasil diskusi kita setelah penandatanganan kerjasama, dari Pemprov Jatim menginginkan suplai jagung yang menjadi komoditas utama pakan ternak. Tapi selain jagung, harapan kita dari Papua bisa juga mensuplai komoditas lainnya seperti ikan, coklat, kopi dan sagu yang merupakan potensi Papua untuk diolah,” ucap Naek.
Senada dengan Naek, Kepala BI Provinsi Jawa Timur, Difi A. Johansyah mengharapkan ke depan kerjasama tersebut bisa dua arah, tidak hanya Papua yang membeli dari Jatim.
“Papua bisa menjual produk unggulannya ke Jatim, karena walaupun daerah produsen, Jatim juga membutuhkan input untuk mendukung produksi beberapa komoditi, misalnya untuk produksi telur ayam ras, dibutuhkan input jagung untuk pakannya, selama ini Jatim kekurangan pasokan,” ungkap Difi.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jawa Timur, Djumadi menyambut baik kerjasama tersebut. Ia pun mengaku bahwa saat ini kondisi produksi beberapa komoditas di Jatim sedang surplus seperti telur ayam dan cabai.
“Di sisi lain di Papua justru kekurangan. Oleh sebab itu lewat kerjasama ini akan semakin luas dengan komoditas beragam yang dilakukan secara berkala melalui BUMD Jatim dan Papua,” ucapnya. (FPKontr1)