Perdana, GKI Klasis Keerom Gelar Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi

Flyer Festival Seni Budaya & Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom. Sumber : Panitia

ARSO, FP.COM – Perayaan 17 tahun Gereja Kristen Injili Klasis Keerom yang jatuh pada tanggal 5 November 2023, akan diisi dengan festival seni budaya dan persembahan hasil bumi Klasis GKI Keerom.

Festival ini akan diikuti oleh 37 jemaat dan 6 rayon terjauh, dipusatkan di lapangan sepak bola Swakarsa pada 6 November 2023.

Read More
iklan

Oleh panitia, festival ini diberi tema “Tuhanku berkatMu limpah bagai hujan yang deras”.

Ditemui, Sabtu sore kemarin (4/11), Ketua Klasis GKI Keerom Pendeta Ckristian Abaa mengatakan, hal ini bukanlah ide baru namun didasari pada spirit besar yang dikeluarkan Sinode GKI di Tanah Papua yakni kasih Kristus menggerakkan kemandirian, mewujudkan keadilan, perdamaian dan kesejahteraan.

Dalam tema itu Klasis GKI Keerom memanfaatkan semua potensi yang dimiliki, salah satunya yang diputuskan dalam rencana strategis (renstra) tahun 2022 pada Sidang klasis ke IV yaitu mewujudkan suatu festival yang berkolaborasi antara seni budaya dan komoditas hasil pertanian dan hasil bumi.

“Di usia 17 tahun ini GKI Klasis Keerom memiliki sesuatu yang kami rasa penting sebagai potensi yang harus dikembangkan. Hasil data base kami, kami memiliki 7.000 sekian warga jemaaat, 5.000 kepala keluarga lebih. Dalam kekuatan itu kami dapati bahwa potensi sesungguhnya pada setiap jemaat itu ada pada potensi pertanian karena transmigrasi pada awalnya masuk di Keerom itu memang fokus pada bidang pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain,” kata Abaa.

Persembahan hasil bumi ini, menurut Pendeta Abaa, serupa dengan suku Jawa yang menyebutnya undu-undu, di Toraja, Manado dan Ambon disebut dengan pengucapan syukur, Batak menyebutnya mangotil (memetik buah). Di Papua sendiri persembahan serupa dikenal dengan fan nanggi, dan suku Lani dengan pesta bakar batu.

“Keragamaman itu yang kita gabung dengan sebuah nama yang kita abaikan sebutan dalam bahasa daerah tapi kita satukan konsepnya menjadi persembahan hasil bumi untuk mencakup semua suku bangsa, itu ide-ide dasarnya. Dalam persiapan ini, kita coba lakukan itu sehingga menjadi persembahan inovasi terbaik di tahun ini,” ulas Abaa.

Selain itu pada Perayaan ke I7 tahun inipun, Klasis GKI Keerom berinovasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan/jemaat, mendorong pertumbuhan UMKM, mendorong kehidupan kebhinekatunggalikaan sebagai bagian dari kebutuhan pelayanan gereja di tengah masyarakat.

Di tempat yang sama, ketua panitia kegiatan, Pnt. Alfredo Masoka, secara teknis menjelaskan persiapan sore kemarin sudah mencapai 75 persen untuk pembangunan pondok daun sebagai tempat penyerahan hasil bumi yang akan dihantar para jemaat.

Kegiatan festival akan dimulai pada pukul 06.00 dan start parade budaya mulai pukul 08.00 yang mengambil start di depan kantor Samsat Keerom menuju lapangan Swakarsa yang menjadi pusat kegiatan berlangsung.

Kegiatan ini juga menjalin kemitraan dengan klasis-klasis terdekat dan tak terkecuali pihak perbankan di Arso.

“Kita melibatkan klasis-klasis terdekat yaitu Klasis Port Numbay, Klasis Sentani, Klasis Muara Tami, Klasis Senggi dan juga ada beberapa undangan seperti tokoh-tokoh agama dan simpatisan, donatur-donatur secara khusus pemerintah daerah Kabupaten Keerom yang dalam hal ini memberikan dukungan yang luar biasa. Sebagai panitia, kami menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada pemerintah Kabupaten Keerom yang memberi topangan yang cukup besar dan serius melihat kegiatan ini,” ujar Masoka.

Pihak panitia memperkirakan festival ini akan dihadiri lebih 4.000 orang dengan perhitungan dari 37 jemaat masing-masing 100 orang ditambah dengan tamu undangan, pemerintah daerah dan pelaku UMKM.

“Kita harap karena ini pertama kali jadi gaungnya bisa menggema untuk Klasis Keerom dan juga untuk Kabupaten Keerom. Kita harap ini menjadi bagian yang kemudian didukung oleh pemerintah daerah sehingga setiap tahun bisa dilakukan menjadi sebuah budaya di gereja dan dilakukan di tingkat klasis dan juga rutin di tingkat jemaat,” sebut Masoka.

Kegiatan perdana ini nantinya akan dicanangkan oleh Sinode GKI di Tanah Papua sebagai agenda Klasis GKI Keerom yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah menjadi sebuah event daerah yang memberikan ciri khas tersendiri bagi Kabupaten Keerom sebagai daerah pertanian yang subur di Provinsi Papua, dan potensial sebagai leading sektor kebangkitan ekonomi masyarakat Papua. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *