JAYAPURA, FP.COM – Dalam rangka Hari Penyu Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 Mei, PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua menggelar seremoni penyerahan bantuan program konservasi alam dengan membangun bak penampungan anak penyu atau tukik di pesisir Pantai Marekisi, Kampung Yewena, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura pada Sabtu (28/5) siang. Kegiatan yang diselenggarakan bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua ini, diikuti oleh kelompok Desa Binaan Konservasi Marekisi Nung, serta tokoh adat dan kepala kampung.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap penyu lekang di Kampung Yewena, PLN UIP Maluku Papua menyerahkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar 75 juta rupiah kepada Kelompok Desa Binaan Marekisi Nung. Bantuan tersebut dicanangkan untuk membangun lima bak penetasan dengan kapasitas mencapai 800 tukik.
Mewakili GM UIP Maluku Papua, Manager Unit Pelaksana Proyek Papua, Donald Silaen, menyatakan program bantuan konservasi ini merupakan langkah sinergi PLN bersama BBKSDA dalam memastikan pembangunan yang berkelanjutan.
“Dalam upaya pembangunan infrastruktur kelistrikan, khususnya di daerah Kabupaten Jayapura, tentunya PLN tidak dapat bekerja sendiri. Melalui program pelestarian lingkungan bersama masyarakat serta bekerja sama dengan BBKSDA Papua ini merupakan salah satu upaya kami dalam memastikan pembangunan kelistrikan sudah memenuhi asas berkelanjutan,” ucap Donald.
Sementara itu, Yulius Palita selaku Plt. Kepala Bidang Teknis BBKSDA Papua menyampaikan terima kasih kepada PLN UIP Maluku Papua atas besarnya kepedulian terhadap pelestarian penyu lekang di Kampung Yewena. Ia berharap masyarakat Desa Binaan Marekisi Nung dapat memanfaatkan dana bantuan tersebut secara optimal.
“Terima kasih tentunya kami ucapkan kepada PLN untuk kepeduliannya terhadap lingkungan yang ada di Kampung Yewena. Kerja sama yang dibangun oleh beberapa pihak seperti PLN, BBKSDA Papua, serta pemuda Kampung Yewena semata demi kebaikan daerah di sini. Saya yakin, bantuan ini tidak hanya akan berdampak pada aspek lingkungan, namun aspek lainnya juga akan berdampak tentunya bagi kesejahteraan masyarakat,” ucap Yulius
Lebih lanjut, Yulius juga memberikan apresiasi kepada kelompok Desa Binaan Marekisi Nung, khususnya kepada Karel Indey sebagai pelopor pelestarian penyu di Kampung Yewena.
“Luar biasa menyimak sejarah Pak Karel Indey. Melestarikan penyu ini benar-benar dilandasi jiwa konservasi, berdasarkan kesadaran yang muncul dari dalam diri beliau sendiri. Lebih dari itu, hal yang membuat saya takjub adalah kreativitas beliau menafsirkan alam. Proses menetaskan dan membesarkan tukik sampai siap dilepasliarkan ini beliau pelajari dari kebiasaan penyu itu sendiri. Beliau melihat bagaimana indukan-indukan penyu menyimpan telur di dalam pasir, dan seterusnya. Beliau lakukan itu di rumah. Karena kalau telur-telur tetap di pantai, predatornya terlalu banyak, terutama manusia. Saya rasa tindakan Pak Karel sangat luar biasa,” tutup Yulius.
Acara tersebut diakhiri dengan penandatanganan berita acara serah terima bantuan serta dilanjutkan dengan pelepasliaran tukik di sekitar pesisir pantai. Pelepasliaran tukik pun diawali dengan doa yang dipimpin oleh tokoh adat Kampung Yewena. (*)