Perlunya Sistem Logistik Ikan dalam Usaha Pencegahan Stunting

Kepala Seksi Pemasaran dan Distribusi Hasil Perikanan dan Kelautan, Yusuf Wally

JAYAPURA, FP.COM – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mendukung percepatan penurunan stunting di Bumi Cenderawasih.

Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Pemasaran dan Distribusi Hasil Perikanan dan Kelautan, Yusuf Wally, kepada awak media di sela-sela kegiatan kampanye percepatan penurunan Stunting di Papua yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Senin (27/2/23).

Read More
iklan


Kata Wally, asupan gizi seimbang dan lengkap bisa diperoleh dengan mengkonsumsi ikan. Pihaknya sendiri dalam upaya penurunan stunting melakukan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).

”Berkaitan kampanye (stunting-red), kami dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua melalui program Gemarikan yang dilakukan sejak tahun 2014 hingga hari ini, kami terus menggalakkannya itu berkaitan dengan kesadaran makan ikan.

“Dalam rangka pencegahan stunting di Papua kami menghimbau kepada masyarakat Papua untuk mari kita makan ikan, karena dengan makan ikan kita akan mendapat asupan gizi proten hewani yang cukup tinggi sehingga dapat menjadi alternatif pangan yang dikonsumsi oleh balita, anak-anak maupun ibu hamil dan ibu menyusui,” ujar Wally.

Khusus Provinsi Papua sendiri, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, tingkat konsumsi ikan per rumah tangga berada di angka 34 kg per kapita per tahun. “Itu data yang kita coba ukur itu di rumah tangga dan di setiap kabupaten/kota itu 34 kilogram per kapita per tahun, tetapi di kabupaten/kota itu datanya bervariasi,” ungkapnya.


Lain lagi dengan daerah pegunungan di Papua yang berada di bawah 10 kg/perkapita/tahun.

“Ini sangat miris, bagaimana kita mau cegah stunting kalau orang konsumsi ikan saja masih rendah. Nah, tanggung jawab kita bagaimana membangun sistem logistik ikan di daerah. Bagaimana ikan yang ada di pesisir bisa didistribusikan sampai ke daerah pegunungan. Itu bisa terjawab ketika kita siapkan sistem logistik ikan di daerah,” ujar Wally.

Sistem logistik ikan di daerah menurut Wally perlu didukung kepala daerah setempat dalam kebijakan program yang menyasar pengembangan produksi ikan air tawar termasuk menggunakan teknologi bioflok.

“Sistem logistik di daerah ini sangat banyak kaitannya bagaimana menyediakan sarana dan pra sarananya, distribusi ikan bagaimana sistem transportasinya. Dan itu tergantung kepala daerahnya. Untuk di daerah gunung kita dorong pengembangan produksi ikan air tawar, teknologi bioflok. Kita harapkan kepala daerahnya melek stunting sehingga bisa mengintervensi itu dengan kebijakan-kebijakan: bagaimana kepala daerah mengalokasikan dana untuk mendorong produksi ikan di daerah,” pungkasnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *