Doyo Lama, sebuah permata tersembunyi di Kabupaten Jayapura, Papua, menawarkan keindahan alam yang memukau. Dikelilingi oleh perbukitan yang menjulang dan Danau Sentani yang tenang, Doyo Lama menjadi destinasi wisata yang semakin populer bagi para pencinta alam.
Salah satu daya tarik utama Doyo Lama adalah keberadaan bukit-bukitnya yang eksotis. Setiap bukit memiliki karakteristik dan pesona yang berbeda-beda, namun semuanya menyajikan panorama alam yang menakjubkan.
Bukit Cemara Demangkaray Dari puncak bukit, pepohonan cemara yang menjulang tinggi menciptakan bingkai alami yang sempurna untuk menyaksikan panorama pegunungan Cycloop yang megah. Suasana tenang dan damai yang tercipta di antara rimbunnya pepohonan semakin menambah keindahan alam yang ditawarkan.
Bukit Teletubies (Tungkuwiri) Bukit ini seolah menjadi penjaga Danau Sentani. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati panorama 360 derajat yang memukau, meliputi hamparan danau yang luas, pegunungan Cycloop yang gagah, dan kampung-kampung tradisional di sekitarnya.
Bukit Tutari
Selain keindahan alamnya, Bukit Tutari juga menyimpan misteri sejarah. Situs megalitik yang terdapat di sini menjadi bukti peradaban kuno yang pernah hidup di wilayah ini.
Tanjung Cinta dan Tanjung Cemara
Dua tanjung ini menawarkan suasana yang berbeda. Tanjung Cinta, dengan nama yang romantis, menjadi spot favorit bagi pasangan yang ingin menikmati keindahan alam bersama. Sementara itu, Tanjung Cemara menyajikan suasana yang lebih tenang dengan deretan pohon cemara yang menjulang tinggi.
Bukit Bakso (Tawang)
Bukit Tawang yang lebih populer dengan sebutan Bukit Bakso karena banyaknya penjual bakso di sana, menawarkan panorama Pegunungan Cycloop yang begitu sempurna. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang memukau dengan latar belakang pegunungan yang gagah.
Bukit Salib Meskipun landai, Bukit Salib menyajikan panorama Danau Sentani yang memukau. Ketinggiannya yang pas memungkinkan pengunjung menikmati keindahan danau tanpa harus melakukan pendakian yang melelahkan.
Gunung Kembar
Bagi Anda yang menyukai tantangan, pendakian ke Gunung Kembar adalah pilihan yang tepat. Perjalanan yang cukup menantang akan terbayar lunas dengan pemandangan yang spektakuler dari puncaknya.
*
Dengan setengah berlari, Albert Tokoro mendaki jalan menuju bukit yang berhadapan dengan bukit bakso (Tawang). Tanpa mengenakan alas kaki, ia tak peduli dengan bebatuan yang menghampar sepanjang jalan. Di belakangnya, Beto Marweri berjalan lebih santai. Itu pun masih lebih cepat dari kami yang tercecer di belakang.
Semakin ke atas, panorama alam yang disuguhkan semakin memukau. Puncak bukit yang menjadi pembatas antara gunung Bose dan Kayai akhirnya kami capai. Dari ketinggian ini, kami baru menyadari bahwa kedua gunung yang terlihat menyatu dari kejauhan ternyata dipisahkan oleh sebuah lembah yang hijau. Keindahan panorama alamnya lumayan menghapus lelah.
Beragami jenis tanaman telah ditanam di kawasan ini, mulai dari kayu keras seperti besi dan jati, hingga pohon buah-buahan seperti matoa, durian, mete, dan pinang. Tanaman ini merupakan bagian dari program rehabilitasi daerah aliran sungan (DAS) yang dikerjakan oleh PT Freeport Indonesia. Program yang dimulai pada Desember 2023 ini telah berhasil menghidupkan kembali beberapa kawasan yang sebelumnya gersang, termasuk penanaman puluhan ribu pohon bambu di kawasan penyanggah cagar alam Cycloop.
Sayangnya, di bukit ini tidak semua tanaman dapat tumbuh subur.
Menurut Thidores Marweri, banyak pohon yang mati karena ditanam pada musim kemarau meskipun hampir saban sore disiram air. Idealnya, penanaman dilakukan pada musim hujan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pengecualian buat pohon jambu mete yang rata-rata tumbuh subur. Di kawasan sekitar memang jamak ditemukan pohon jambu mete. Barangkali saja, jenis tanah di sini memang cocok buat tanaman yang punya nama ilmiah Anacardium occidentale ini
Keindahan alam Gunung Bose dan Kayai menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pemerintah kampung melihat peluang ini dan mengusulkan kepada Ondo Marweri untuk bekerja sama. Namun, negosiasi terkait penggunaan hak ulayat belum mencapai kesepakatan. Begitu pengakuan Thidores Marweri saat ditemui Fokus Papua Medio Mei.
Thidores selaku pemilik hak ulayat bersikeras agar pembayaran ganti rugi dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan izin. Akibatnya, pembangunan jalan wisata yang telah direncanakan terpaksa tertunda.
“Dari pemerintah kampung rencana mau buat jalan wisata, cuma saya bilang kamu bayar dulu baru saya buka palang,” ujarnya.
Selain Gunung Kayai dan Bose, di Doyo Lama ini juga terdapat tanjung Cemara yang menjadi primadona bagi para fotografer, terutama untuk sesi pre-wedding. Dari sini kita juga bisa melihat bukit Teletubies yang panjang menghampar bak gulungan permadani hijau.
Tak jauh dari sana, terdapat Bukit Tawang, yang lebih populer dengan sebutan Bukit Bakso. Menurut Thidores Marweri, pengelola kawasan ini, nama ‘Bakso’ diberikan oleh pengunjung karena seringkali ada penjual bakso yang mangkal di sekitar kaki bukit. Di sore hari, kawasan ini sedikit ramai, entah oleh mereka yang singgah mengisi perut, atau juga yang sekadar nongrong menikmati panorama alam.
Bagi Anda yang ingin mengunjungi Tanjung Cemara dan Bukit Bakso, sangat disarankan untuk berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bapak Thidores Marweri selaku pengelola.
Selain untuk memastikan keamanan, Anda juga dapat memperoleh informasi terkini mengenai kondisi alam dan fasilitas yang tersedia. Sebagai informasi, untuk biaya masuk, dikenakan tarif Rp10.000 untuk sepeda motor dan Rp20.000 untuk mobil. (Ai)