JAYAPURA, FP.COM – Dalam rangka mendukung dan meningkatkan kompetensi pendidikan mengenai ketenagalistrikan, PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua.
Kerja sama ini merupakan program revitalisasi Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM).
Manager PT PLN Area Jayapura John Semuel Yarangga kepada wartawan mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk melaksanakan pengembangan kompetensi peserta didik SMK sebagai calon tenaga kerja bidang ketenagalistrikan.
“Penyempurnaan kurikulum dan proses pembelajaran bermutu di SMK, melaksanakan program dan kegiatan praktik kerja lapangan serta sertifikasi bagi pendidik dan peserta didik SMK,” katanya, usai melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Christian Sohilait, di ruang rapat Dinas Pendidikan, Perspustakaan dan Arsip Daerah Papua, Selasa (18/2)
“Kami sudah melakukan pada tujuh provinsi sebelumnya, hari ini Papua merupakan provinsi ke delapan. Tadi sudah disepakati tidak hanya Provinsi Papua tetapi juga Papua Barat, nanti dua provinsi akan kita lakukan program revitalisasi untuk SMK,” kata Yarangga.
Menurut Yarangga, satu SMK di Papua khususnya di Kota Jayapura akan dipilih menjadi pilot project penyiapan SDM untuk bisa mengolah industri kelistrikan.
Ia menilai, industri kelistrikan tidak hanya ada di PLN, banyak industri kelistrikan lain yang nanti sejalan dengan SMK program PLN.
“Kami berharap program ini berhasil dan dapat berkontribusi untuk meningkatkan dan memperbaiki kurikulum sesuai dengan industri PLN, berkontribusi dalam membuat siswa SMK di Papua sama kualitasnya dengan SMK luar Papua yang telah mengikuti program kita,” jelasnya.
Menyoal guru yang akan mengajar nanti, menurutnya, terlebih dahulu akan di-upagreting sesuai standar PLN, proses pembelajaran dari program ini disesuaikan dengan kurikulum yang telah melalui proses sinkronisasi. Di dalam kurikulum tersebut telah diatur jumlah jam pelajaran untuk materi umum sekolah, materi industri dan kegiatan magang di unit operasional PLN.
“Mudah-mudahan ini berhasil dan harapannya semua peserta setelah magang enam bulan di PLN dapat lulus uji kompetensi dan bersertifikat serta bisa laku kerja di mana saja,” tandasnya.
Siswa/siswi yang nanti akan mengikuti magang ini, ujar Yarangga, akan diseleksi langsung oleh sekolah sebanyak 36 orang.
“Kita fokus kalau PLN itu nanti hanya satu bidang, jadi apakah pembangkit, transmisi atau distribusi. Jadi dari tiga program tersebut akan dipilih satu, nanti SMK yang akan mengusulkan berdasarkan masukan dari wilayah Papua,” jelasnya.
Pilihan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan ketenagalistrikan di Papua, dengan tujuan lulusan SMK tidak menganggur.
“Harapannya jika sudah terpetakan peluang kerja bidang kelistrikan dapat terpenuhi,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait menyampaikan terima kasih kepada PLN karena memberikan perhatian kepada dunia pendidikan.
“Intinya PLN sedang memberikan perhatian kepada dunia pendidikan, yang akan memberikan dukungan kepada kami terutama SMK,” ucapnya.
Saat ini, kata Sohilait, anak-anak Papua yang masuk kerja di PLN sangat minim.
“Peluang mereka (siswa) menjadi terbuka dengan adanya program ini,“ tutupnya. FPKontr3