JAYAPURA, FP.COM-Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan pintu masuk di rumah sakit, sehingga tenaga dokter di unit ini diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencegah kecacatan, bahkan kematian pasien.
Pernyataan ini adalah bagian dari sambutan Wakil Direktur RSUD Abe dr. Leonora Komboy saat membuka Pelatihan Kegawatdaruratan Medis Pulmo, Kardiovaskuler dan Interna di Era Pandemi Covid-19, kemarin (Selasa/21/9/21) di Hotel Grand Abe, Abepura. Kegiatan pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan kendali mutu dan kendali biaya yang diadakan demi terbentuknya Standar Prosedur Operasional (SPO), Panduan Praktek Klinis (PPK) yang dapat digunakan dalam pembuatan clinical pathway sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan medis dan juga asuhan keperawatan pada bagian jantung, paru dan penyakit dalam.
Narasumber pertama, dr. I Made Gede Darmaja membawakan materi Demam Berdarah Dengue di Era Pandemi Covid-19. Dalam presentasinya, Made menyebut jika keduanya (deman berdarah dan Covid) pencegahannya memiliki kesamaan yaitu kesadaran masyarakat. Jika penanganan covid di cegah dengan 5M maka DBD di cegah dengan 3M Plus.
Narasumber kedua, dokter Leddy Rumansara membawakan materi Kardiovaskuler. Dokter spesilis jantung ini mengulas penanganan sindrom akut resusitasi jantung paru dan praktek pertolongan pertama pada korban yang mengalami henti jantung mendadak dengan teknik resusitasi jantung paru (CPR).
Sementara, dokter Helena Pakiding menyajikan materi Pulmo Tatalaksana Covid-19 dan Tatalaksana Asma. “Asma harus ditatalaksana dengan tepat, kalau asmanya terkontrol akan mengurangi beban pasien, kelurga, juga pemerintah,” katanya.
“Kalau tidak terkontrol, keadaan pasiennya bisa berat, beban di keluarga bertambah, bebannya pemerintah juga bertambah untuk menyediakan obat dan sebagainya. Kalau Covid karena ini masih masa Pandemi, Prokes tetap di jaga dengan baik. kalau ada gejala lebih baik berobat jangan takut,” jelasnya.
Perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Hermanus Suhartono berbicara terkait etika kedokteran yang menekankan pentingnya standar tindakan dalam pelayanan, penanganan pasien sesuai kode etik serta sumpah dokter yang berlaku.
Saat menutup kegiatan di sore harinya, dr. Leonora Komboy mengapresiasi Bidang Yanmed yang merencanakan kegiatan yang baik. Apalagi, kegiatan semacam ini sudah lama tidak digelar. “Semoga berdampaik baik bagi pelaksanaan pelayanan terutama di IGD karena terkait dengan kegawatdaruratan,” harapnya.
Ia juga meminta maaf atas ketidaknyamanan petugas di IGD yang sementara ini harus bekerja di tenda berhubung IGD rumah sakit sedang direhabilitasi atas bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (*)