JAYAPURA, FP.COM – Demi efisiensi, sejak 7 Juni kemarin, RSUD Abepura telah menutup tenda pelayanan skrining yang sebelumnya berada di depan Polik gedung rumah sakit.
Bukan tanpa pertimbangan, penutupan ini dilakukan atas masukan dari pasien dan pengunjung. Selain itu, RS Abe juga berkaca pada kebijakan sejumlah rumah sakit Nasional.
“Hal ini kami lakukan karena pengalaman direktur, wadir dan teman dokter lain yang berobat ke Jakarta, mereka hanya periksa suhu saja, begitu normal langsung bisa dilayani, kecuali demam dan suhu 37,5 maka harus melalui skrining,” beber Kabid Yanmed RSUD Abepura dokter Minhas Matturungan saat ditemui Fokus Papua di ruang kerjanya Senin (7/06/2021).
Dijelaskan, tenda skrining yang sebelumnya diberlakukan bagi seluruh pasien RSUD Abepura tidak lain merupakan alur pelayanan di masa pandemi Covid-19. Hasil evaluasi pihak manajemen menyatakan, alur skrining melalui tenda itu mengakibatkan penumpukan pasien.
“Jadi kemarin itu yang kita berlakukan skrining di tenda banyak pasien antri, form yang diisi ada 15 Item, perawat harus tanya satu-satu, justru di situlah pasien menumpuk,” lanjut Minhas.
Sekalipun kemudian alur pelayanan baru hanya mewajibkan protokol kesehatan dan pemeriksaan suhu, namun Poli Suspek Covid-19 tetap disiagakan.
“Pasien datang cuci tangan, ukur suhu langsung masuk ke pelayanan. Kalau dia suhunya 37,5 derajat Celcius maka ada form yang diisi. Kalau skornya 7, kita lanjut ke Poli Suspek untuk dilakukan rapid antigen. Kalau nonreaktif bisa kembali ke loket lalu menerima pelayanan, tapi kalau reaktif akan kita jadwalkan utk PCR.”
Ia juga mengungkapkan, jika alur pelayanan baru ini memberikan dampak pelayanan yang baik maka tidak menutup kemungkinan, bulan Juli mendatang, RSUD Abepura akan membuka pelayanan Polik setiap hari.
“Jadi jadwal Polik masih sama, nanti kami evaluasi satu bulan ini, kalau berjalan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan nanti tanggal 1 Juli kami buka pelayan full seperti awal sebelum ada Covid,” tambahnya. (*)