ABEPURA, FP.COM – Mewakili Gubernur, Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesra Setda Provinsi Papua Muhammad Musa’ad meresmikan gedung isolasi dan ICU Covid-19 RSUD Abepura, Kamis 11/11/2021. Gedung ini berdiri berkat bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dalam sambutannya, Musa’ad menyampaikan ungkapan syukur dan terima kasih dari Pemerintah Provinsi Papua kepada Kementerian PUPR, konsultan dari PT. PP Persero (tbk) dan manajemen konstruksi dari PT. Virama Karya.
“Dengan hadirnya bantuan ini juga akan mematahkan image bahwa pelayanan kesehatan kita di Papua rendah, kita sudah buat yang luar biasa di atas tanah ini, dengan semangat go public, RSUD Abepura diharapkan semakin dikenal,” kata Musa’ad.
“Zaman sekarang kita membangun perlu diekspose,” sambungnya.
Ia juga berharap, dengan bantuan instalasi ini, dan momentum Hari Kesehatan Nasional, karyawan rumah sakit semakin bersemangat, cerdas dan ikhlas dalam bekerja.
Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Provinsi Papua Corneles Sagrim yang hadir di momen itu menjelaskan ihwal hadirnya gedung isolasi ini.
Kata Sagrim, penyebaran Covid-19 pertengahan tahun 2019 yang sangat cepat di Provinsi Papua mengharuskan seluruh rumah sakit bersiap menghadapi pandemi, RSUD Abepura salah satunya sebagai rujukan.
Dalam situasi itu, pemerintah pusat melakukan refocusing anggaran, termasuk Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR dengan program penyediaan fasilitas isolasi terpusat, dan Papua salah satunya.
“Berangkat dari gelombang kedua kasus Covid setelah lebaran itu, angka kematian cukup tinggi, dan setelah Jawa-Bali tingkat penyebaran Covid-nya mulai terkendali, lantas Papua meningkat, sampai diberlakukan PPKM level 4, dan Kota Jayapura, Timika, Merauke ini tingkat penyebarannya cepat sekali.”
“Setelah itu, Presiden mengumpulkan para menteri dan gubernur untuk melaporkan kondisi penanganan Covid di daerah mereka, termasuk fasilitas. Lalu diputuskan ada 7 provinsi yang mendapatkan prioritas penanganan khusus. Kami dari PUPR diminta untuk menyediakan lokasi isoter sendiri, kami diberi tugas untuk berkoordinasi dengan pihak provinsi, apa yang bisa dibantu dari kementerian PUPR khusus untuk sarana fisik.”
“Kita tidak bangun baru, tapi ada bagian-bagian yang bisa kami maksimalkan khusus untuk penanganan pasien Covid-19. Dari hasil koordinasi kami dengan pihak rumah sakit, ada tiga bangunan yang direhab, yaitu lokasi pertama di IGD perubahan itu akan menjadi ruang isolasi dengan luasan 317,11 m2, kedua eksruang radiologi itu akan dijadikan ruang karantina dengan luas 403,47 m2 dan ekskamar jenazah akan menjadi ruang pemulazaran dengan luas 56,05 m2,” tutup Corneles Sagrim.
***
Gedung isolasi dan ICU Covid-19 bantuan Kementerian PUPR di RSUD Abepura digadang-gadang sebagai yang terbaik di Indonesia. Terdiri dari dua bagian utama, ruang Isolasi dan ruang karantina. Ruang isolasi berkapasitas 18 bed, sementara, untuk karantina 21 bed. Ruang isolasi dilengkapi dengan sistem udara khusus sesuai standar rumah sakit Covid yaitu sistem udara bertekanan negatif yang dibentuk dengan cara udara yang dibuang lebih besar daripada udara yang disuplai dalam suatu ruangan. Kemudian, pintu-pintu akses pada ruang isolasi dilengkapi dengan interlock system. Terdapat dua pintu akses pada ruang isolasi. Ketika pintu satu dibuka maka pintu lain akan otomatis tertutup sehingga udara bertekanan negatif dalam ruangan akan tetap terjaga.
Setiap ruangan juga dilengkapi CCTV untuk memonitoring pasien dalam 24 jam dan fasilitas nurse call untuk panggilan darurat kepada perawat yang ada di ruang nurse station.
Instalasi Covid ini di-backup dengan UPS berkapasitas 20 kVA. Di atas itu, mengantisipasi pemadaman listrik, secara keseluruhan, seluruh sistem didukung oleh genset 180 kVA.
“Saya percaya, ketika kita masuk nanti ke dalam serasa kita berada di luar Papua,” ujar Direktur RSUD Abepura dr. Daisy Urbinas membanggakan gedung baru di rumah sakitnya itu.
Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah mempersiapkan gedung berstandart nasional tersebut.
“Kami menangkap peluang baik ini untuk memberi ruang kepada PUPR untuk merehab IGD kami. Dan pekerjaan ini mulai dilaksanakan bulan September 2021 dengan waktu 60 hari kerja. Terima Kepala Balai, mereka kerja siang malam. Terima kasih kepada PT PP Persero (tbk) sudah membangun gedung instalasi yang representatif di RSUD Abepura,” jelanya.
“Selama ini orang beranggapan bahwa rumah sakit daerah itu rumah sakit orang tidak berduit, jangan ada lagi kata seperti itu. Kami berusaha membangun kepercayaan masyarakat agar orang punya duit pun bisa ke rumah sakit Abepura,” tutupnya. (*)