JAYAPURA, FP.COM-Sepasang suami istri yang baru pulang liburan dari Bali kaget setelah menerima sebuah salinan daftar Orang Dalam Pemantauan per wilayah di Kota Jayapura terkait virus Corona. Nama keduanya termasuk dalam file yang berisi data 90 orang tersebut.
Pasangan yang tak bersedia disebutkan namanya ini mengaku merasa tertekan, pasalnya, foto, alamat, bahkan nomor telepon mereka beredar luas di media sosial, dengan ragam komentar miring.
Padahal, mereka sendiri merasa tak pernah diberitahu sebelumnya, kalau mereka dimasukkan dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Mereka mengaku, memang sewaktu turun di Bandara Sentani mereka menjalani pemeriksaan. “Pemeriksaan suhu badan dan disemprot alkohol, lalu diminta menuliskan data diri. Kalau di Bali, kami hanya pemeriksaan suhu tubuh,” beber J, sang Istri (25 tahun).
Juru bicara Satgas Covid-19, dokter Silwanus Sumule tak menampik keabsahan dokumen tersebut. Namun, ia menolak, kalau file tersebut disebut daftar ODP.
Ia menjelaskan, setiap penumpang yang turun di bandara memang didata. “Terutama mereka yang melakukan perjalanan dari daerah yang berisiko. Data ini kami berikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi, tapi malah diteruskan ke dinas kesehatan kabupaten dan kota, per wilayah.”
Masih menurut Sumule, data ini disebarkan pertama kali oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dengan menyebut daftar tersebut sebagai Orang Dalam Pemantauan.
“Padahal itu bukan ODP, ini nama-nama orang yang datang dari daerah terjangkit virus Corona yang masuk ke Papua,” tegasnya.
Menurutnya, data ini diperlukan mengingat masa inkubasi virus itu 14 hari, sehingga jika mereka (penumpang pesawat) mengalami gejala dapat melapor ke rumah sakit.
“Dengan demikian, kami pun punya data siapa saja yang ada dalam pesawat per tanggal itu,” jelas Sumule.
Silwanus juga meminta kepada masyarakat, agar data-data tersebut tak perlu disebarkan lebih lanjut. (JP)