KAIMANA,FP.COM- Kampung Namatota,Kabupaten Kaimana Provinsi Papua barat, mungkin merupakan satu-satunya kampung muslim di Tanah Papua bahkan di Indonesia yang mempertahankan eksistensi keberadaan Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK Namatota). Hal ini cukup mengejutkan, padahal di sekolah ini, 99% guru dan siswa menganut ajaran agama Islam. Berbagai upaya sudah ditempuh untuk mengganti status sekolah ini, namun tak ada yang berhasil, karena mayoritas warganya menolak.
“ Hanya dua siswa yang kristen, itupun mereka dari kampung sebelah ( lokasi perusahaan ikan), karena orangtuanya karyawan di sana,” ucap Kepala Sekolah SD YPK Namatota, Armas,S.Pd kepada wartawan, ketika ditemui di ruang kepala sekolah SD YPK Namatota, Maret lalu.
Armas mengatakan, ketika dua tahun lalu ditugaskan di SD YPK ini, dirinya sudah mengusulkan untuk perubahan status sekolah ini menjadi negeri, namun hal itu ditentang oleh masyarakat. Masyarakat tidak ingin merubah apa yang sudah diletakkan oleh orang tua dulu (para tetua) adat di kampung Namatota.
“ Masyarakat bilang kepada saya, bapa tugasnya mengajar saja, jangan merubah apa yang sudah ada di kampung ini,” kata Armas meniru pesan tetua adat di kampung itu.
Armas yang juga lulusan DIII Tarbiyah ini mengaku sangat respek dan menaruh hormat pada keinginan masyarakat. Karena itu, sejak menjadi kepala sekolah di kampung ini, dirinya mendapat suatu pengalaman yang luar biasa, yang tidak mungkin diperoleh di tempat lain, tentang bagaimana warga di kampung ini sangat menghormati orang tuanya dan menghormati jasa para guru yang dulu bertugas di tempat ini.
Meskipun tidak mendapat perhatian dari Yayasan Pendidikan Kristen atau Sinode GKI di Tanah Papua, namun dengan dibantu 5 orang guru, Armas tetap menjalankan kurikulum pendidikan sekolah dasar secara normal kepada 114 siswa di SD YPK Namatota. Sementara untuk pelajaran agama, dua siswa yang beragama kristen tetap diberi pelajaran sesuai dengan agama kristen protestan.
Raja Namatota, Randi Asnawi yang ditemui dalam kesempatan yang sama menegaskan, bahwa SD YPK Namatota tidak boleh diubah oleh siapapun. Apa yang sudah ditinggalkan oleh orang tua dulu, jangan kita ubah. “Kami menghormati dan menghargai jasa-jasa orang tua dulu, dan dari sekolah ini sudah banyak melahirkan para pejabat, salah satunya yang sekarang jadi Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat, Muhamad Lakotani,” tegasnya.*)