Seleksi Tenaga Kontrak Ketat: Cara RSUD Abe Tinggalkan “Budaya” Lama

Para tenaga kontrak RSUD Abepura yang mengikuti ujian tertulis

JAYAPURA, FP.COM – Para tenaga kontrak, minus dokter, Rumah Sakit Umum Daerah Abepura siang tadi menjalani ujian tertulis sebagai bagian dari rangkaian seleksi ulang yang diwajibkan oleh manajemen rumah sakit.

Ketua Panitia Seleksi, Lefrin Hengkengbala, menyebutkan, seharusnya ada 156 orang  yang menjalani ujian, namun tiga di antaranya tidak hadir.

Read More
iklan

“Jadi sekarang ini mereka proses tertulis, setelah melalui seleksi administrasi.”

“Soal tes disusun interen kami, dan sebenarnya itu tidak sulit, hanya semacam evalusi. Kalau terbiasa kerja pasti tahu jawab apa,” ungkap Lefrin, Selasa (9/2/21).

Lefrin yang juga Wakil Direktur Umum & Keuangan RSUD Abe mencontohkan, seperti instalazi gizi, ada kendala dan bagaimana menyelesaikannya. Satu soal terkait dengan soal lainnya. Di keperawatan pun demikian, semua sesuai profesi masing-masing.

Ada pula soal umum terkait kewarganegaraan, seperti pengamalan Pancasila sila ke-4 dalam profesinya.

Priskila Sahureka, salah satu tenaga kontrak, sangat mengapresiasi seleksi model ini. Ia meyakini, dengan kemampuan yang dimilikinya, ia mampu melewati ujian demi ujian,

“Saya yakin dengan kemampuan dan skill yang saya miliki saya bisa lulus, tapi selebihnya saya serahkan kepada Tuhan,” uja Priskila yang sudah sepuluh tahun terakhir bekerja di RSUD Abepura sebagai perawat.

Lefrin Hengkengbala, Ketua Panitia Seleksi Tenaga Kontrak RSUD Abepura

Sehari sebelumnya, para dokter umum juga menjalani tes serupa. RSUD Abe punya kuota 10 orang tenaga kontrak untuk dokter umum. Dari sepuluh itu, empat di antaranya sudah berstatus PNS.

“Nanti kita buka rekrutmen untuk kuota yang lowong,” tutup Lefrin.

***

Ditemui di ruang kerjanya, Direktur RSUD Abepura Daisy Urbinas mengatakan, para calon tenaga kontrak yang berhalangan hadir hari ini diberi kelonggaran.

“Yang ikut test hari ini 153, yang force majeure tetap kita kasih test ulang, kecuali tanpa keterangan,” ungkap Urbinas.

Direktur RSUD Abepura dr. Daisy Urbinas

Ia melanjutkan, setelah tes tertulis, para calon tenaga kontrak akan menghadapi tes komputer. “Ini mutlak, semua harus mampu mengoperasikan komputer.”

Untuk hal ini (komputer), manajemen punya alasan khusus.  Kata Urbinas, kemampuan mengoperasikan komputer berkaitan dengan persiapan rumah sakit menjalankan pelayanan secara online.

“Ini tuntutan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), semua serba online, dari pendaftaran pasien, hingga resep. Tesnya lewat praktik langsung, wajib tahu mengoperasikan komputer, mengetik word dan excel. Tidak tahu, otomatis gugur,” jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan Biak Numfor ini.

Dia menegaskan, di rumah sakitnya, status sebagai tenaga kontrak lama tidak menjamin kelulusan. “Biar orang tua, harus bisa mengoperasikan komputer.”

Lolos tes komputer, selanjutnya, para calon tenaga kontrak akan menghadapi tes skill, disusul wawancara.

Menurut Urbinas, dari semua proses itu, hal yang paling mendasar yang menentukan kelulusan adalah sikap, absensi, dan produktivitas kerja.

Lalu mengapa ia menjalankan seleksi seketat ini? Rupanya, ia tidak ingin kembali ke masa lalu. Sebagai “orang lama”, ia paham betul bagaimana sistem rekrutmen yang berjalan di rumah sakit ini di waktu lalu.

“Saya orang lama di rumah sakit ini, dan saya tahu ada orang-orang yang masuk lewat jendela. Akibatnya apa, ada 700 pegawai, tapi yang kerja cuma itu-itu saja. Mereka yang tidak produktif ini malah jadi beban untuk rumah sakit.”

“Budaya-budaya lama ini harus kita luruskan, dengan cara ini kita mendidik generasi pelanjut, kita tanamkan nilai yang benar,” tambahnya.(*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *