JAYAPURA, FP.COM– Kepala Badan Narkotika Nasional Papua Jackson Lapalonga menyebut, 80 persen ganja beredar di wilayah Papua berasal dari negara tetangga, Papua Nugini (PNG). “Ada pula ladang ganja yang ditanam di daerah abu-abu atau perbatasan RI-PNG dan lokasinya cukup sulit dijangkau serta bibitnya berasal dari PNG,” kata Jackson. Lokasi tersebut antara lain di Keerom, Pegunungan Bintang, Boven Digul dan Kota Jayapura.
Maraknya peredaran narkotika jenis ganja di wilayah perbatasan Papua dan Papua Nugini (PNG) perlu menjadi perhatian serius semua pihak.
Kepala Biro Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua Suzana Wanggai mengatakan, untuk menekan tingginya peredaran ganja, hal utama yang perlu dilakukan adalah koordinasi setiap saat dari semua stakeholder baik masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat untuk menginformasikan kepada aparat.
“Apalagi perbatasan yang ada di Papua memiliki letak geografis sangat sulit, koordinasi sangat penting sehingga ketika ada informasi bisa didapat oleh aparat. Di samping itu, sosialisasi akan bahaya narkotika jenis ganja kepada para generasi masih harus terus dilakukan,” katanya kepada wartawan di Jayapura, kemarin.
Kata Suzana lagi, salah satu faktor maraknya peredaran ganja karena panjangnya garis perbatasan mencapai 800 kilometer, tanpa pembatas fisik, sangat sulit diawasi setiap jengkalnya. “Perbatasan itu berupa laut, gunung, sungai sehingga sangat rawan dimanfaatkan untuk hal-hal kurang baik.”
“Masalah ganja ini selalu menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar bagi pemerintah Papua dan PNG,” sambungnya. Ia juga mengaku, masalah ini sudah dibahas berulang kali bersama pemerintah PNG dalam beberapa kali pertemuan. FPKontr3