Tak mau Bencana Terulang, Kaka Bas: Jaga Cycloop, Tegakkan Hukum!

Barnabas Suebu (baju hitam) saat menghadiri penanaman bambu dukungan PT Freeport Indonesia kepada Pemerintah Provinsi Papua, Kamis (16/11)

JAYAPURA, FP.COM – Tokoh masyarakat yang juga mantan Gubernur Provinsi Papua, Barnabas Suebu menghadiri kegiatan penanaman bambu di kawasan penyanggah Cagar Alam Cycloop, Buper Waena, yang diinisisasi Pemerintah Provinsi Papua bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia, Kamis (16/11/23).

Pada acara pembukaan, saat mendapat kesempatan berdiri, Bas Suebu menyampaikan keprihatinannya terhadap kerusakan lingkungan, khususnya kawasan Cycloop belakangan ini.

Read More
iklan

“Pada tahun 1950, Cycloop ini utuh waktu saya kecil. Sekarang tahun 2023, 73 tahun kemudian, orang sudah mulai masuk tebang-tebang,” cerita Kaka Bas, sapaan akrabnya.

Putra asli Sentani ini tentu tahu detil bagaimana perubahan lingkungan yang terjadi dari waktu ke waktu, terutama wilayah Kabupaten dan Kota Jayapura. Adalah sebuah ironi bahwa massifnya perubahan, tepatnya kerusakan, itu justru disebabkan oleh tangan manusia sendiri. Ia kemudian mengingatkan beberapa kejadian bencana besar di masa lalu akibat dari perbuatan tak bertanggung jawab.

“Tuhan sudah kasih peringatan. Kalau ko naik lagi, malapetaka lebih besar lagi pasti akan terjadi.”

“Kalau Cycloop ini kita tidak selamatkan hari ini, malapetaka seperti yang terjadi di Kemiri, Sentani, Doyo lebih besar lagi pasti, pasti akan terjadi. Jadi, penyelamatan Cycloop bagi kita semua stakeholder adalah penyelamatan untuk masa depan dari hidup kita, masa depan dari hidup anak cucu kita,” katanya.

Di satu sisi, masih menurut Bas Suebu, penindakan dan penegakan hukum justru tidak dilakukan untuk para oknum pelanggar itu.

“Saya lihat, selama 50 tahun ini, Cycloop ini semacam ada pembiaran. Undang-undang bilang hukum harus ditegakkan, tapi tidak ada yang pernah ditangkap dan diadili. Baru satu yang ditangkap, yang merusak hutan bakau di Pantai Hamadi itu,” sebutnya.

Bas pun mendorong agar penegakan hukum dimulai dari sekarang. Pihak berwenang harus berani menindak. Penegakan hukum penting untuk menggugah kesadaran masyarakat mencintai lingkungan sekaligus efek jera.

Sehubungan dengan kegiatan ini, ia meminta agar bambu yang telah ditanam dapat menjadi garis batas yang jelas bagi siapa pun.

“Bambu yang kita tanam 78 km ini, saya ingin tegaskan sebagai police line. Siapa yang melanggar, harus diproses secara hukum, termasuk yang sudah melanggar ini,” tegasnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *