JAYAPURA, FP.COM – Sebelum bergabung dengan Persipura, Takuya Matsunaga pernah malang melintang di sejumlah klub di benua biru. Klub Lithuania, Utenis Utena, JK Tallinna Kalev (Estonia) dan Klaksvíkar Ítróttarfelag (Kep. Faroe) pernah merasakan jasa pemain asal Negeri Matahari Terbit ini.
Dari Eropa, Takuya terbang ke Indonesia dan bermain bersama Ferinando Pahabol di Kalteng Putra. Di klub berjuluk Laskar Iseng Mulang itu, Takuya mencatatkan 17 penampilan dengan sumbangan dua gol dan satu assist. Catatan tidak buruk untuk pemain berposisi gelandang.
Barangkali saja, track record Takuya ini yang kemudian memikat pelatih Jacksen Tiago memasukkannya dalam daftar belanja Persipura musim ini. Gayung bersambut, Takuya yang dimintai kesediaannya oleh JFT langsung menyanggupi. Ia berlabuh di Jayapura sekaligus menjadi pemain Jepang pertama yang bermain untuk klub berjuluk Mutiara Hitam ini.
Kepada Fokus Papua, Takuya mengaku, kedatangannya ke Jayapura karena ia merasa butuh tantangan baru untuk karir sepakbolanya. Pemain kelahiran Kyoto, 10 Juni 1990 ini bahkan tak ragu menyebut sepak bola Indonesia sebagai salah satu yang terkompetitif di Asia Tenggara.
“Saya tertantang membuktikan kualitas bersama Persipura,” katanya kepada Raymond Latumahina dari Fokus Papua, Kamis (4/6).
Ia juga mengungkapkan kebanggaannya berseragam merah-hitam. Demi hal itu, ia rela menolak tawaran kembali ke Eropa, dari klub Israel dan Finlandia. Takuya mendaku, sejak datang ke Indonesia, 2019, ia sudah mendengar nama besar serta prestasi Persipura.
“Saya tahu Persipura adalah klub yang hebat, baik di Indonesia maupun Asia, pernah berhadapan langsung dengan mereka sebagai lawan. Saat itu, bermain melawan Persipura adalah sebuah kehormatan. Siapa sangka, saat ini saya berada di sini, berjuang bersama Persipura,” katanya lagi.
Di samping mendapat kesempatan bermain untuk klub sebesar Persipura, Takuya juga sangat menyukai animo suporter di Indonesia. Menurutnya, fanatisme suporter di Indonesia baik di dalam mau pun luar stadion sangatlah luar biasa. Ia tahu, atmosfer seperti itu juga akan ditemuinya di Jayapura. Ia punya bekal cerita tentang keperkasaan Persipura bila bertmain di depan ribuan pendukungnya di Stadion Mandala.
“Mereka (suporter) adalah kerabat sekaligus keluarga bagi kami para pemain. Sangat disayangkan, musim ini kami tidak bisa bermain di Mandala karena masih dalam tahap renovasi.”
Soal target musim ini, Takuya tak tanggung-tanggung. Ia mematok target juara bersama timnya. Biarpun baru tiga kali bermain musim ini, ia begitu optimis dengan target tersebut setelah melalui partai dramatis di Gelora Bung Tomo. Ia menganggap pertandingan yang berakhir dengan skor 3-4 untuk Persipura itu mempunyai makna kuat tentang mental tim.
“Persebaya adalah klub yang hebat, dan kami bisa mengalahkannya walau banyak pemain kami yang saat itu cedera. Itu merupakan kemenangan yang sangat berarti sekali bagi saya,” kenangnya. (Ray)