Tanda Tangan di Atas Prasasti, Bupati Gusbager Resmikan Pembukaan Ritel Saga Arso

Bupati Piter Gusbager menandatangani prasasti tanda beroperasinya Saga Arso Keerom

KEEROM, FP.COM – Salah satu ritel lokal di Papua Saga Grup kini melebarkan sayapnya ke Negeri Tapal Batas (julukan Kabupaten Keerom). Di Keerom pula, Saga berstatus ritel modern pertama.

Euforia masyarakat Keerom untuk kehadiran Saga ini bisa jadi tergambar dari banyaknya pesohor setempat yang datang di acara grand openingnya, dari bupati, wakil bupati, sekda, kapolres, petinggi Korem 172/PWY, hingga pejabat dari Provinsi Papua. Bupati Keerom Piter Gusbager menandai dimulainya operasi Saga dengan menandatangani sebuah prasasti.

Read More
iklan

General Manager (GM) Saga Grup Haris Manuputty mengatakan dengan diresmikannya Saga Arso maka ini merupakan outlet ke 11 yang dimiliki Saga Grup.

“ini outlet ke 11 dan kami bangga hadir di sini, karena selama ini saudara-saudara kami dari Keerom harus jauh-jauh ke Kota Jayapura untuk belanja. Kami harapkan warga Keerom tidak usah jauh-jauh ke kota cukup di sini saja, karena yang ada disini kami siapkan sama seperti di Saga Abe, kami siapkan juga belanja dalam partai besar, juga harga-harga spesial (diskon) artinya saudara kami di sini bisa terpenuhi kebutuhannya,” ujar Haris dalam peresmian Saga di Arso II, Rabu (30/03/23).

Hadir dengan Departemen store dan bakery, Saga Grup juga menurut Haris akan membina ritel-ritel kecil di Keerom untuk berkembang dalam pengelolaan usaha.

“Kami akan mengumpulkan teman-teman ritel kecil yang lain, kalau diijinkan kami akan jadi pembina toko-toko kecil, kios-kios kecil kami ajarkan bagaimana memanage satu usaha sehingga menjadi lebih berkembang,” tambah Haris.

Bupati Keerom Piter Gusbager mengaku sangat bangga dengan kehadiran Saga. Namun, ia mengingatkan tanggungjawab sosial sebagai visi dalam menjalankan usaha di Keerom. Baginya, sinergi dengan pemerintah dan dampaknya kepada masyarakat (mutualisme-red) harus tercipta dari kehadiran Saga di Kabupaten Keerom.

“Saya minta dua saja orang asli di sini dibina sampai jadi, lakukan pembinaan, caranya silakan dicari, yang jelas saling menguntungkan semua pihak. Para petani di Keerom dimudahkan aksesnya untuk masuk ke pasarnya Saga, lalu
kehadiran Saga saya harapkan bukan ancaman bagi ritel kecil, tapi justru menjadi inspirasi bagi untuk dapat mengembangkan diri menjadi ritel yang lebih besar lagi.”
“Kepada masyarakat, silakan menikmati, belanja di Saga, tidak usah lagi ke Jayapura, cukup di Arso saja,’’ ujar Gusbager.

Plt Asisten II Setda Provinsi Papua Suzana Wanggai yang turut hadir, dalam arahannya, menyebut Keerom sebagai garda terdepan lintas batas antarnegara, didukung oleh Pemerintah Provinsi Papua untuk menggeliatkan ekonomi dengan hadirnya Saga di Kabupaten Keerom. Hal ini menurut Suzana menyusul rencana pengembangan dan pembangunan pos lintas batas terpadu di Skofro dan Waris, Kabupaten Keerom.

“Pemerintah Provinsi Papua telah membangun pos lintas batas pemeriksaan terpadu di Skofro Skociau, dan puji Tuhan, alhamdulilah, tahun ini baru saja keluar SK Menteri Hukum dan Ham terkait pos lintas terpadu yang ada di Skofro itu secara resmi sebagai pos pemeriksaan yang ada di seluruh Indonesia termasuk Skofro. Dan kita berdoa semoga ini berjalan baik dan semoga tahun depan akan terbit Inpres untuk revitalisasi PLB yang di Waris. Jadi nanti ada 2 pos lintas batas yang kita dorong, Skofro Skociau dan Waris. Semua ini kita harapkan akan membangkitkan ekonomi kita,” ujar Suzana Wanggai.

Suzana berjanji mendorong komunikasi antara Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Sandaun Province di Vanimo maupun konsulat PNG di Jayapura untuk akses ritel yang dapat dijangkau oleh masyarakat dari negara tetangga.

“Kita punya pos lintas batas ini jangan anggap biasa karena mereka datang dengan kina berbelanja sampai pinang pun mereka beli, artinya apa? Ekonomi rakyat yang kecil pun terjangkau dengan pos-pos lintas batas ini. Mereka sewa kendaraan, ini ada uang masuk ke kita. Maka itu mari kita buka diri sebagai tuan rumah yang ramah untuk melihat potensi ini. Kami akan infokan ini ke pemerintah Sandaun maupun konsulat PNG di Jayapura tentang Saga di Keerom ini,” pungkas mantan Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPPKLN) Provinsi Papua ini.

Salah satu warga Keerom yang ditemui awak Fokus Papua Lusi Ayomi mengaku senang dengan kehadiran Saga di Arso yang menurutnya menjadi wajah baru Keerom setelah penantian yang begitu lama, ” selama ini kita punya kebutuhan belanja di Jayapura kami harus sewa taksi untuk turun kota tapi hari ini kami senang Saga hadir di Arso, orang Keerom juga punya Saga sendiri, terimakasih kepada pemerintah dan pimpinan Saga”,tutup Lusi. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *