JAYAPURA, FP.COM – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Trajanus Yembise mengungkapkan, perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan, khususnya kedokteran, di Papua masih sangat minim. Penilaian itu didasarkan Yembise dari nilai bantuan yang diterima fakultasnya sejak berdiri pada 2002 yang baru di kisaran 2,88 miliar rupiah. Dengan kondisi ini, sulit untuk mengembangkan fakultas kedokteran, terutama dalam menjawab kebutuhan dokter spesialis yang masih sangat kecil jumlahnya di Papua.
“Sementara, pendidikan dokter di Uncen ini, sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) cukup rendah dibandingkan fakultas kedokteran lain,” beber Trajanus Yembise di sela penandatanganan sebuah nota kesepahaman antara Fakultas Kedokteran Uncen, Universitas Pelita Harapan (UPH), Rumah Sakit Siloam, dan RSUD Abepura, Rabu pekan ini (14/4/21).
Kerja sama yang dibangun antarpihak ini meliputi kuliah dan penelitian bersama, pertukaran mahasiswa dan dosen, penerbitan modul ilmiah, pengembangan kurikulum, seminar dan konferensi ilmiah, tindakan bedah dan operasi, dan sebagainya.
Dengan kerja sama ini, khususnya dengan UPH, Trajanus Yembise berharap pihaknya dapat berbenah, terutama menjawab kebutuhan dokter spesialis di Papua. Ia mengaku, saat ini, pihaknya tengah dalam proses persiapan akreditasi dengan membuka program studi spesialis dan strata dua kesehatan.
“Kami harapkan dapat difasilitasi terkait pengembangan program studi FK Uncen, sehingga ketika mahasiswa kami selesai (strata satu) tidak perlu jauh-jauh lagi lanjut sekolahnya. Hari ini ada pihak lain yang mau membantu kita, kenapa kita tidak sambut baik. Pemerintah provinsi dan daerah tolong lihat hal ini,” pinta Yembise.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Professor Eka Wahjoepramono mengaku, pihaknya siap membantu Uncen mewujudkan niat tersebut.
“Menunggu legal aspek itu terlalu lama, mengikuti aturan yang ada itu bisa puluhan tahun, Papua itu butuh suatu kebanggaan, dan program spesialis itu suatu kebanggaan untuk fakultas kedokteran,” tutur Eka. “Kita akan dorong hal ini ke Kementerian Kesehatan,” sambungnya.
Pembantu Rektor IV Fredrik Sokoy mengapresiasi komitmen Universitas Pelita Harapan dan RS Siloam dalam mendukung pengembangan SDM di Papua di bidange kedokteran.
“Jika Prof Eka berkomitmen berkontribusi di bidang kesehatan, apalagi kami yang sedang berusaha sekuat tenaga untuk membangun orang Papua melalui Universitas Cenderawasih, sangat berkepentingan langsung. Kami mengajak mereka dalam kolaborasi bersama melalui MoU (memorandum of understanding) hari ini sebagai payung hukum, kita akan jalan bersama, juga dengan para pihak lain yang sedang berurusan langsung dengan bidang kesehatan di Papua,” tutup Sokoy. (*)