KEEROM, FP.COM – Rute perjalanan Uskup Jayapura Monsinyur (Mgr) Yanuarius Theopilus Matopai You melaksanakan tugas visitasi kanonik di Dekenat Keerom, 12 Agustus 2023, cukuplah panjang.
Dimulai dari ujung jembatan Sukamto, gerbang Kabupaten Keerom, diiringi arak-arakan umat, Sang Uskup melanjutkan langkahnya ke sejumlah lokasi, berturut-turut: Arso VII, Arso I, Arso VI, lalu Swakarsa.
Selanjutnya, uskup yang baru ditahbiskan pada medio Februari 2023 ini bergerak ke Arso 2, sebelum berakhir di Arso Kota, tepatnya di Gereja Paroki St. Wilibrodus. Di halaman gereja itu, Mgr. Yanuarius You memberikan pengajaran sebagai bagian dari visitasi kanonik pertamanya di Dekenat Keerom.
Ia menekankan pentingnya moderasi beragama dan rekonsiliasi seluruh umat, utamanya generasi muda.
“Secara khusus, kepada pemuda yang terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik seperti miras, mabuk, ganja, saya akan bicara secara terbuka dengan umat saya ketika saya berada di tempat mereka supaya ada rekonsiliasi, ada perubahan untuk waktu yang akan datang,” kata Uskup Yanuarius.
Sang Uskup juga menyerukan persatuan di tengah kemajemukan. Apalagi, masyarakat Keerom sangat terbuka menerima gereja, agama, dan suku lain.
“Kepada umat Katolik, tetap hidup bersatu, hidup bersaudara, hidup damai, hidup rukun, punya toleransi yang baik dengan gereja lain, dengan agama lain.”
Ia pun mengingatkan para hamba Tuhan untuk menjaga suara kenabian dalam melaksanakan fungsi kontrol, terutama mencegah munculnya intoleransi dan paham-paham radikalisme di Keerom. Selain itu, Yanuarius mengajak umatnya mendukung seluruh program pemerintah agar daerah ini semakin berkembang.
Di bagian akhir, setelah ini, dia berjanji akan mengunjungi umat yang ada di Arso Timur, Waris, Yuruf dan Ubrub.
Kedatangan Uskup Jayapura Monsinyur (Mgr) Yanuarius Theopilus Matopai You di Dekenat Keerom disambut sukacita oleh umat Katolik dari seluruh penjuru daerah itu.
“Kami bangga dan sukacita atas kedatangan bapa uskup. Semoga Keerom tetap aman dan damai,” singkat Agustinus Musui dari Gereja St. Petrus Kibay.
Pius Amo dari Paroki St. Wilibrodus Arso membanggakan sosok Uskup Yanuarius yang merupakan uskup asli Papua pertama. “Bersyukur atas kunjungan Bapa Uskup dan kami rasa bangga yang luar biasa karena baru pertama orang Papua jadi uskup dari 128 tahun penantian.”
Pria yang juga pengurus dewan pastoral di seksi pendidikan ini punya harapan agar visitasi ini berdampak positif bagi umat, khususnya pengembangan sumber daya manusia di Arso. “Anak-anak yang ada di Arso perkembangan SDM-nya masih kurang, minta Bapa Uskup mendampingi dan menyekolahkan mereka keluar,” harap Pius.
Senada dengan Pius, Herlina Puhili Nowyagir dari St. Wilibrodus Arso Kota punya banyak harapan, sebut saja soal pendidikan, di mana ia menyoroti kurangnya guru pendidikan agama di Keerom.
“Maka, Bapa Uskup, jika bisa ada sekolah yang disebut dulu namanya PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) harus ada bagi guru-guru agama, dan diprioritaskan bagi orang asli Keerom,” katanya kepada Fokus Papua.
“Mereka bisa kembali jadi guru untuk mengembangkan iman-iman dasar,” lanjutnya.
Herlina mengungkapkan keprihatinannya terhadap sebuah ironi bahwa hingga saat ini belum ada putra asli Arso yang menjadi seorang pastor. Padahal, merujuk pada fakta, di tahun 70 sampai 80-an, justru orang-orang asli Keerom yang membawa Injil ke pelosok-pelosok seperti Pegunungan Bintang.
“Kalau Paroki Waris, Paroki Yuruf Ubrub, itu ada orang-orang yang masih bisa berkembang, tetapi khusus untuk Paroki Arso seperti Kampung Arso Kota, Workwana, Bagia, Sawanawa dan Bate, tidak ada anak-anak yang punya keinginan untuk jadi imam atau pastor. Walaupun mereka sampai di jenjang pendidikan STFT (Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi), tapi tidak sampai selesai,” tutur Herlina.
“Kami menginginkan sekali, hadirnya Bapa Uskup membawa perubahan besar bagi kami kami orang asli Arso Kota,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Keerom Piter Gusbager mengaku tersentuh dengan pengajaran yang disampaikan Uskup Yanuarius. Pengajaran itu hendaknya dijadikan spirit mewartakan cinta kasih kepada sesama.
“Agama apapun, suku apapun di Keerom hendaknya menjadi kekuatan kita untuk bersatu sebagai saudara membangun kabupaten ini. Karena hanya dengan itu kabupaten ini akan semakin maju ke depan.”
“Sekali lagi, terima kasih banyak kepada semua pihak yang hadir hari ini mendukung dan menyambut Bapa Uskup. Pesan Uskup, kita mendukung beliau dalam tugasnya yang besar yaitu dengan mendengar nasihatnya”,pungkas Bupati Gusbager. (*)