JAYAPURA, FP.COM – Di tengah hiruk pikuk Pilkada Papua Tengah, sosok Willem Wandik hadir dengan cerita perjalanan iman yang menginspirasi.
Pria yang kini maju sebagai calon gubernur ini membagikan kisahnya tentang bagaimana doa dan dukungan masyarakat menjadi kekuatan pendorongnya untuk berjuang.
“Saya sebenarnya sudah capek, tapi karena ada dukungan doa, dukungan jemaat dan bisikan-bisikan dari masyarakat, akhirnya saya berkomitmen maju,” ungkap Willem Wandik di sela-sela Ibadah syukur pasangan WAGI di Jayapura, (18/9).
Bagi mantan Bupati Puncak dua periode ini, lelah fisik dan mental terobati oleh semangat dan keyakinan akan rencana Tuhan dalam hidupnya.
Perjalanan politik Willem Wandik bukanlah tanpa tantangan. Namun, ia meyakini bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.
“Dalam perjalanan banyak hal terjadi. Namun Tuhan turut berperkara sehingga semua dukungan menjadi milik kami,” ujarnya.
Keputusan untuk memilih Aloysius Giyai sebagai pasangan calon wakil juga tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
Berkaca dari perjalanan tokoh Alkitab, Abraham ke Moria sebagai sebuah kisah yang penuh makna dan menginspirasi. Bagi Willem Wandik kisah itu hendak mengajarkan tentang pentingnya iman, ketaatan, dan kasih karunia Allah.
“Saat saya duduk, saya pusing sekali memilih siapa yang akan saya bawa mendampingi saya, dan ayat itu saya baca tentang Abraham dan putra tunggalnya Izak. Saya amini itu, Tuhan menyediakan saudara Aloysius Giyai untuk mendampingi saya. Itulah kata Allah menyediakan,” ungkap Willem Wandik.
Bagi Willem Wandik dan Aloysius Giyai, kepemimpinan adalah panggilan untuk melayani.
“Kami berkomitmen dan kami yakin untuk menjadi garam, menjadi lilin bagi semua masyarakat Papua Tengah,” tegasnya.
Keduanya berkomitmen untuk menjadi pemimpin yang mendengarkan aspirasi masyarakat dan hadir di tengah-tengah mereka. (Ai)
