JAYAPURA, FP.COM – Isu pemekaran daerah otonomi baru di Papua akhir-akhir ini kembali mencuat. Repons bermunculan: ada demonstrasi penolakan di Jayapura dan Jakarta oleh mahasiswa, namun tak sedikit pula yang menunjukkan dukungannya.
Salah satu tokoh pemuda yang merupakan Ketua Aliansi Peduli Papua Penuh Damai (PAPEDA), Yulianus Dwaa, secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap pemekaran wilayah di Papua. Yulianus berdalih, pemekaran sebagai bagian dari amanat Undang-undang Otonomi Khusus.
“Pemekaran adalah bagian dari amanat Undang-undang Otsus pasal 76. Artinya pemekaran harus mengacu pada tujuan Otsus yaitu orang Papua menjadi tuan di negerinya. Kita tidak boleh alergi dengan pemekaran karena pemekaran sebagai ucapan percepatan pembangunan dan membuka keterisolasian,” tulis Yulianus di pesan WhatsApp, Sabtu (12/3/22).
Menurutnya, dengan pemekaran, akan ada ada pertumbuhan dan pengembangan wilayah di mana akses pendidikan, kesehatan dan lain-lainnya lebih mudah, termasuk peningkatan anggaran pembangunan.
“Tanggung jawab kita para Intelektual yang sekaligus pimpinan OKP (organisasi kemasyarakatan dan pemuda) memberi pencerahan bagi adik-adik mahasiswa yang masih melihat pemekaran dalam perspektif mobilisasi penduduk dan strategi genosida OAP (orang asli Papua) serta jangan terjebak dalam ego elit-elit kita yang tidak ingin kue kekuasaan mereka dibagi-bagi karena sudah enjoy menikmatinya,” lanjutnya.
Yulianus mendaku, dulunya dia sendiri cukup vokal menolak pemekaran. Bahkan menjadi koordinator lapangan domonstrasi penolakan pemekaran Papua Barat dari Provinsi Papua.
“Pengalaman Papua Barat menjadi catatan penting agar kita tidak alergi dengan pemekaran. Saya korlap demo penolakan pemekaran Papua Barat tapi buktinya justru dengan pemekaran, teman-teman di Papua Barat bisa berkembang. Kesimpulannya, Otsus harus dimaknai sebagai bentuk proteksi orang Papua. Sedangkan Pemekaran untuk percepatan pembangunan di Tanah Papua,” tambahnya. Erens