Jayapura, FP.COM- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan membangun 17 fasilitas sensor gempa bumi atau disebut seismograf. Alat ini berfungsi untuk memberi informasi lebih dini di kedua provinsi yang rawan gempa tersebut.
Hal ini disampaikan Sekretaris Utama BMKG Petrus Demonsili saat ditemui di ruangan Pusat Gempa BMKG Wilayah V, Jayapura, Papua (10/01/2020).
Petrus memaparkan, pengadaan anggaran untuk 17 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat sejak pertengahan tahun 2019. Sebelas dari 17 alat pendeteksi gempa bumi yang dibangun berada di Provinsi Papua tersebar di Tolikara, Mappi, Kabupaten Jayapura dan Merauke. Enam lainnya berada di Papua Barat, tersebar di Pegunungan Arfak, Manokwari dan sejumlah kabupaten di sekitarnya. Sebelumnya sudah terdapat 26 alat pendeteksi gempa bumi di Papua dan Papua Barat. Ada 500 alat serupa yang dipasang di seluruh wilayah Indonesia.
“Wilayah Papua termasuk daerah rawan gempa. Ada 16 patahan gempa bumi di wilayah Papua. Salah satunya adalah patahan Mamberamo, yang menjadi sumber gempa pada Kamis kemarin dengan kekuatan Magnitudo 5,1,” kata Petrus.
Ia menuturkan, pembangunan alat pendeteksi gempa sangat penting agar pemberitahuan informasi tentang terjadinya gempa dan kedalamannya dalam waktu yang lebih cepat, yakni dari 5 menit menjadi 2 menit.
“Dengan tambahan 17 alat ini untuk meningkatkan kecepatan informasi kepada masyarakat pasca terjadinya gempa,” tutur Petrus.
Ia menambahkan, sebenarnya gempa bumi bukanlah fenomena alam yang mematikan bagi masyarakat. Asalkan masyarakat dapat menyiapkan rumah hunian yang tahan gempa. (Dadang)