JAYAPURA, FP.COM – Sebanyak 32 tokoh gereja dari berbagai denominasi gereja di Tanah Papua mengunjungi Gubernur Papua Lukas Enembe di kediaman pribadinya di Koya, Kota Jayapura, Selasa (04/10/2022).
Mereka, di antaranya para ketua sinode pengurus sinode dan perwakilan Keuskupan Jayapura yang menjadi anggota Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP).
Mereka datang berkunjung ke kediaman gubernur untuk melihat kondisi Gubernur Enembe dan memberikan dukungan moral kepada Enembe yang sedang menghadapi tuduhan gratifikasi hingga korupsi.
Meski masih belum bisa berbicara secara jelas dan berjalan normal, Gubernur Enembe menerima 32 tokoh dan pemimpin gereja ini untuk menyampaikan kondisi terkini kesehatannya.
“Saya masih belum bisa bicara jelas dan jalan normal. Kalau berdiri juga masih sakit dan tidak bisa lama,” kata Enembe setelah mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin dan tokoh gereja ini dalam rilisnya yang diterima media ini, Rabu (5/9/2022).
Enembe sangat mengapresiasi kedatangan para pemimpin gereja ini. Ia mengakui kedatangan para pemimpin gereja ini memberikan semangat agar ia cepat pulih dari sakitnya.
Para pemimpin gereja ini berkesempatan berdialog dengan Enembe. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh para pemimpin gereja, termasuk mengenai tuduhan yang dialamatkan kepada Gubernur Papua ini.
Enembe menegaskan kepada para pemimpin dan pengurus gereja ini bahwa yang ia hadapi saat ini sudah berlangsung sejak tahun 2017. Di mana ia pernah hendak dijebak dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Jakarta, hendak dicelakai hingga dibuntuti ke mana-mana. Hendak berobat pun ia kerap dihalang-halangi.
“Pernah sekali saya mau berobat, nama saya hilang dari manifest penerbangan,” kata Enembe.
Lebih menyedihkan lagi, ia diminta untuk tidak berhubungan dengan beberapa pemimpin gereja (Ketua Sinode) di Tanah Papua.
“Saya bilang tidak bisa. Mereka pemimpin gereja dan saya pemimpin wilayah yang mayoritasnya beragama Kristen. Saya pasti akan sering bertemu mereka dan umat Kristen. Bagaimana saya dilarang berkomunikasi dengan mereka?” kata Enembe.
Para pemimpin gereja ini bersimpati atas apa yang dialami oleh Gubernur Papua ini. Mereka sepakat bahwa Enembe seharusnya menjalani perawatan hingga sembuh sebelum menjalani pemeriksaan atas sangkaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diberikan kepadanya.
“Kami datang untuk melihat kondisi beliau (Gubernur) secara langsung. Dan memang kami lihat beliau dalam keadaan sakit dan sedang menjalani perawatan dokter. Kita berharap sebenarnya beliau bisa berobat ke Singapura. Tetapi beliau sudah menyampaikan bahwa beliau sudah dilarang berobat ke Singapura,” ujar Ketua Sinode GKI Tanah Papua, Pendeta Andrikus Mofu.
Sementara Ketua umum PGGP Provinsi Papua, Pdt Hiskia Rollo mengatakan gereja belum memberikan pandangan dan pendapat selama ini tentang persoalan yang dihadapi oleh Gubernur Enembe karena belum bertemu secara langsung dan mendengarkan langsung dari Enembe.
“Kami belum mengeluarkan sikap, karena kami belum mendengar informasi seperti ini (yang disampaikan langsung oleh Gubernur Enembe). Jangan pernyataan yang kami keluarkan berbeda dengan kenyataan lapangan,” kata Pendeta Rollo.
Rollo mengatakan, setelah melihat dan mendengarkan langsung, PGGP akan segera mengeluarkan sikap gereja.
Pastor Konstatinus Bahang OFM yang mewakili Uskup Jayapura mengatakan mendapatkan, keadilan hanya bisa didapatkan melalui proses yang adil juga.
“Orang tidak dalam keadaan normal, tidak dalam keadaan sehat, tidak dalam keadaan siap dalam menghadapi tekanan dalam pengadilan. Sehingga yang pertama-tama harus diperjuangkan adalah kesehatan (Gubernur Enembe). Sehingga keadilan yang didapatkan itu akan seadil-adilnya untuk memperjuangkan martabat manusia itu sendiri, dalam hal ini Gubernur Papua,” kata Pastor Bahang.
Usai berdialog dengan Gubernur Enembe, para Ketua Sinode, pengurus Sinode dan perwakilan Keuskupan Jayapura bersama-sama mendoakan Gubernur Papua sebelum mengakhiri kunjungan mereka. (FPKontr3)