Bali, FP.COM – Puluhan wartawan ekonomi dari dari berbagai media di Papua memperoleh kesempatan mengikutiprogram pelatihan yang diadakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Papua yang diadakan di Bali,10-12 Juni 2022.
Tampil sebagai pemateri pertama, Redaktur Pelaksana Koran Sindo Hatim Varabi. Hatim membahas terkait konvergensi media, di mana ia mengajak para wartawan agar lebih kreatif dalam menyajikan informasi seperti mengangkat sosok inspiratif. Hatim juga mengingatkan pentingnya konfirmasi dua pihak (cover both side) untuk keseimbangan informasi bagi pembaca.
Materi dilanjutkan dengan pemaparan dari pihak Bank Indonesia Pusat yang disampaikan oleh Asisten Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Faizal Kurniawan, dengan topik transformasi sistem pembayaran di era digital. Faizal mengatakan, dengan sistem pembayaran yang digalakkan oleh Bank Indonesia yaitu Qris (Quick Response Code Indonesian Standard) dapat memudahkan pengguna dan pelaku usaha terutama pelaku UMKM.
Kata Faizal, digitalisasi membawa peluang sekaligus tantangan. Perkembangan teknologi berpotensi membuka perluasan ekonomi digital kepada masyarakat yang selama ini terbatas aksesnya di ekonomi tradisional(offline). Namun hal ini juga menyisakan tantangan dan risiko untuk menjamin optimalisasi teknologi digital secara proporsional.
“Digitalisasi sistem pembayaran juga menjadi salah satu agenda penting dalam Finance Track Presidensi G20 Indonesia yakni mendorong dan memperluas kerjasama digitalisasi sistem pembayaran antarnegara, kerja sama membangun prinsip dan kaidah dalam meluncurkan Central Bank Digital Currency(CBDC), serta mendorong inklusi ekonomi dan keuangan,” ujarnya.
Sementara, Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Agni Alam Awirya, mempresentasekan potensi sumber pertumbuhan baru dan dukungannya bagi pembangunan ekonomi Papua. Dalam paparannya, Agni mengatakan di Papua perlu adanya sumber pertumbuhan ekonomi lain di luar tambang. Perikanan, pertanian dan pariwisata adalah pendorong ekonomi yang telah didorong oleh Bank Indonesia.
Ia juga menjelaskan soal ekonomi hijau yang diyakini bisa menjadi sumber pendorong ekonomi khususnya di Papua mencakup perdagangan karbon, bank sampah dan desa wisata.
Berkaitan dengan ekonomi hijau ini, para peserta pelatihan diajak melihat pengelolaan Bank Sampah Wastu Lestari di Kota Denpasar Bali serta kunjungan ke desa wisata Penglipuran yang berada di Kabupaten Bangli.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Juli Budi Winantya kepada awak media mengharapkan kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan para rekan media dan dampaknya bagi ekonomi Papua yang makin baik.
“Kunjungan kita ke Bali harapannya itu kita dapat memperkaya wawasan teman-teman media di Papua. Ada dua hal penting yang kita mau share ke teman-teman terkait trend ekonomi ke depan yaitu digitalisasi dan wawasan lingkungan.”
“Kita tanamkan linear ekonomi yaitu mengambil resource, menggunakan, kemudian membuang tidak dipergunakan lagi menjadi sirkular ekonomi. Resource kita pakai setelah selesai masa pakainya kita daur ulang untuk di pakai lagi dan bank sampah ini salah satu bentuk dari sirkular ekonomi itu. Kita coba lihat bagaimana Denpasar mengelola sampahnya,” imbuhnya.
Juli mengungkapkan, di Papua, dukungan perbankan dalam wawasan lingkungan baru ada di Kabupaten Merauke.
“Dari komunikasi saya dengan stakeholder kami, sepert BNI 46 wilayah Papua dan Papua Barat, sudah menginisiasi program Bank sampah di Merauke, harapannya kalau di Merauke bisa berjalan dengan baik nanti kita bisa juga upayakan di Kota dan Kabupaten lain di Papua, pungkas Juli. (*)