JAKARTA, FP.COM – Akibat wabah virus Corona yang bekepanjangan, yang disertai pembatasan sosial, sejumlah mahasiswa asal Papua yang bermukim di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mulai mengalami kesulitan. Dari finansial hingga kebutuhan makan sehari-hari.
Mendengar kabar memprihatinkan itu, hati Pendeta Diben Elaby tergerak. Dibantu dua orang pengusaha muda yang juga asal Papua, Moses Morin dan Oscar Makbon, mereka mulai menyisir lokasi tempat tinggal para mahasiswa di wilayah itu. Mereka bertiga mendatangi mahasiswa berbekal sembako, berupa beras, mie instan, telur, dan keperluan dapur lainnya.
Aksi mulia ini dimulai 6 April lalu, ketiganya bertandang ke asrama Lani Jaya di Lebak Bulus. Besoknya, mereka bergerak ke Ciganjur Jagakarsa, di mana banyak anak-anak asal Puncak bermukim, disusul kunjungan asrama Puncak Jaya di BSD Tangerang. Terakhir, siang kemarin, giliran asrama mahasiswa Merauke di UKI yang dikunjungi ketiganya.
Kata Pendeta Elaby, bantuan ini diberikan sebagai wujud kepedulian terhadap mahasiswa asal Papua yang ikut terdampak wabah virus Corona.
“Saya bersyukur ada teman-teman yang punya hati dengan misi yang sama yaitu saudara Moses Morin dan saudara Oscar Makbon yang juga turut serta dalam mendukung pelayanan kasih kepada sesama ini,” ungkap Pendeta Elaby kepada Fokus Papua.
Di balik itu, bersambang ke asrama, Pendeta Elaby dapat mengetahui kondisi mahasiswa Papua, lebih dekat. Ia bahkan disuguhi kisah-kisah haru dari mahasiswa. Seperti yang dialami beberapa mahasiswa asal Ilaga, Kabupaten Puncak di bilangan Ciganjur. Mereka baru saja meninggalkan rumah kontrakannya karena kesulitan biaya. Untung saja, seorang ibu, warga Betawi, berbaik hati memberi tumpangan kepada mereka. Kepada Diben Elaby, para mahasiswa bersaksi, sangat terbantu dari perhatian ibu tersebut.
“Tak hanya memberi tumpangan, sang ibu juga sangat sayang kepada mereka, menganggap adik-adik mahasiswa seperti keluarga, walaupun berbeda agama,” cerita Pendeta Elaby.
Kisah yang mirip dijumpai Pendeta Elaby di Tangerang. Dari cerita yang dia dapat, mahasiswa Papua di wilayah ini tidak terkonsentrasi di satu tempat tinggal. Di antaranya, ada yang sudah kehabisan uang untuk membayar kontrakan. Beberapa dari mereka kemudian ditampung oleh warga sekitar.
“Orang Betawi juga, dan saya sungguh terharu dengan dengan kisah mereka,” kata Elaby.
Tidak berbeda dengan kondisi mahasiswa di asrama Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI). Sekarang ini, para mahasiswa di asrama ini hanya bisa bertahan, walaupun tidak bisa memperoleh bantuan dari pemerintah daerah dan keluarga. Yang bisa mereka lakukan adalah saling memperhatikan, satu sama lain.
“Beberapa bahkan tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga karena keterbatasan akses telekomunikasi di tempat asalnya. Kami berdoa dan memberi semangat kepada mereka,” tambahnya.
Selain membawa bantuan untuk mahasiswa, Pendeta Elaby, Oscar dan Moses juga membagi sejumlah paket sembako untuk para pengemudi ojek online di Jabodetabek.
“Kami melakukannya karena kasih dan peduli. Rezeki itu amanah, jadi harus berbagi kepada sesama, tidak jadi penonton,” ujar pria yang mantan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Papua ini.
Ia menghimbau tokoh-tokoh Papua lain, terutama perwakilan Papua di Senayan, bisa tergerak untuk membantu kesulitan mahasiswa dan warga yang membutuhkan. (JP)