JAYAPURA, FP.COM – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Charles Brabar mengatakan, salah satu amanat penting dari Presiden kepada pihaknya adalah bagaimana meningkatkan edukasi ke masyarakat terhadap masalah stunting. Presiden menginginkan angka stunting turun dari 26 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 yang akan datang.
“Kami di BKKBN merancang program-program strategis yang mana sesuai RPJMN 5 tahun ini kita optimalkan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, termasuk di Papua,” aku Brabar yang ditemui di ruang kerjanya tengahan pekan lalu.
Sayangnya, Papua sendiri belum memiliki data pasti, padahal, stunting ini berpengaruh terhadap pembangunan sumber daya manusia di waktu yang akan datang. Meskipun begitu, tahun 2020 telah dibentuk tim konvergensi di masing-masing kabupaten, termasuk Papua.
“Tim kovergensi ini kan masih ditangani oleh Bappeda Provinsi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Jadi nanti kalau ada perubahan-perubahan kita koordinasikan,” katanya.
Sekarang ini, pihak BKKBN Papua berada di Jakarta dalam rangka assesment terkait stunting. Dari pusat, nantinya, akan ada tim yang menyusun petunjuk teknis (juknis) yang jadi pedoman daerah-daerah.
Masih dalam kaitan stunting. Mau tidak mau, sebut Brabar, pandemi virus Corona sangat berpengaruh dalam peningkatan angka kemiskinan. Ia mewanti-wanti, pemerintah khususnya, tidak hanya terjebak dalam fokus penangananan Covid-19, tetapi lupa dengan pola hidup sehat masyarakat (keluarga). (*)