JAYAPURA, FP.COM – Dua Influencer kenamaan Papua, Jeni Karay dan Andi Muhammad Fauzi yang akrab disapa Ochy akan menjadi mitra Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua dalam rangka kampanye program pengentasan stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay yakin jika langkah pihaknya ini akan berdampak pada turunnya angka prevalensi stunting sesuai target yaitu 17 persen di tahun 2024.
“Dengan kerja sama dengan berbagai mitra termasuk influencer dan Satuan Tugas (Satgas) Stunting, saya percaya angka prevalensi stunting di Provinsi Papua akan turun, walaupun tidak 14 persen, minimal kita di Papua 17 persen, itu sudah luar biasa,” ungkap Nerius dalam sebuah kegiatan yang digelar dalam rangka kampanye penurunan stunting Selasa, (19/04/22) di salah satu hotel di bilangan Kotaraja, Jayapura.
“Yang berisiko stunting itu ada ibu hamil, ibu menyusui, calon pengantin dan bayi umur 0-58 bulan, mereka-mereka inilah yang harus kita edukasi terutama dari keluarga kita di rumah. Mudah-mudahan kita dapat menjadi agen perubahan untuk masyarakat kita yang di Provinsi Papua,” lanjutnya.
Ia juga berharap kepada komunitas GenRe (Generasi BerencanaI agar segala informasi tentang stunting terus disebarluaskan.
“Kita ingin cegah supaya generasi-generasi yang lahir di Papua jangan ada yang kena stunting,” jelas Nerius Auparay.
Direktur Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE) BKKBN RI Eka Sulistia Ediningsih lewat virtual mengapresiasi Perwakilan BKKBN Provinsi Papua yang menginiasi peran influencer dalam kampanye percepatan penurunan stunting di Provinsi Papua.
“Kita tahu bahwa influencer-influencer dan para remaja ini menjadi agen perubahan. Barangkali para remaja tidak mendengarkan kami para orangtua tapi mendegarkan teman sebaya dan juga mengikuti para influencer dan menjadikan mereka sebagai panutan,” beber Eka.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada para influencer yang turut berpartisipasi dan para remaja yang setelah mengikuti kegiatan ini akan menindaklanjuti dengan praktik kampanye yang tiada henti tentang pencegahan stunting yang dimulai sejak dini,” ujar Eka Sulistia.
Koordinator Program Manajer Satgas Stunting Provinsi Papua Muhammad Sidiq juga meyakini, dukungan para influencer akan membantu satgas lebih optimal lagi dalam menjangkau para keluarga dan remaja muda.
“Kami ada delapan orang tidak akan optimal apabila tidak didukung oleh para influencer, mohon dukungannya, kami telah bersepakat untuk bekerja bersama dengan tulus untuk upaya percepatan penurunan stunting,” tutup Sidiq.
Jeni Karay yang ditemui di sela kegiatan menyatakan kesiapannya untuk mendukung program ini lewat media sosial.
“Tugas saya di sosial media menyajikan konten-konten yang berfaedah bagi semua kalangan. Sosial media ini bukan saja ajang untuk kita cari muka tapi kita bisa gunakan secara baik dan berhikmat. Info terkait stunting ini tidak hanya berupa poster tapi akan ada aktivitas-aktivitas yang akan kita kemas sesuai genre kita masing-masing, misalnya teman saya Ochy akan lebih ke edukasi, kalau saya motivasi dan lain-lain. Nah, ada juga ade-ade generasi berencana (Genre) yang kita libatkan.”
“Stunting itu penting untuk kita cegah bersama. Kami siap menjadi agen perubahan lewat sosial media dan saya punya kerinduan kita punya ade-ade generasi masa depan Papua semua sehat dan cerdas,” pungkas dosen Universitas Ottow Geissler Jayapura ini. (*)