JAYAPURA, FP.COM – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan penyebaran informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura melibatkan kurang lebih 50 warga Kota Jayapura dari distrik Jayapura Utara dan Jayapura Selatan dalam kegiatan sosialisasi bertajuk peningkatan pemahaman fenomena cuaca ekstrem, perubahan iklim dan gempa bumi untuk kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana Geohidrometeorologi di Kota Jayapura.
Kegiatan itu berlangsung di salah satu hotel di bilangan Ruko Pasifik Permai, Rabu (31/5/2023).
Kepala BMKG wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek dalam pemaparannya mengatakan, hingga akhir maret 2023 terjadi sebanyak 1.479 aktivitas gempa dengan 222 dirasakan oleh warga Kota Jayapura. Bencana tersebut terjadi di tengah-tengah kepanikan masyarakat namun di bencana itu juga banyak tersebar berita-berita palsu (hoax) Hal itu menjadi persoalan dan tantangan sendiri bagi pihaknya.
“Banyaknya sarana informasi yang digunakan masyarakat menjadi tantangan bagi kami dan Bapak/Ibu hadir di sini kiranya menjadi agen-agen informasi BMKG dan semoga bapak/Ibu dapat memahami fenomena cuaca yang sedang terjadi saat ini dan dapat mengambil langkah yang tepat untuk meminimalisir utamanya jatuhnya korban jiwa dengan memanfaatkan informasi yang disediakan oleh BMKG,” ujar Rumakiek.
Sebagai tindak lanjut, nantinya para agen informasi BMKG ini akan tergabung dalam sebuah perkumpulan berjejaring yang akan menerima update secara langsung dan resmi dari BMKG.
“Nantinya bapak/ibu ini akan ada dalam satu wadah perkumpulan sehingga informasi yang kami sampaikan bisa melalui Bapak/Ibu dan Bapak/Ibu bisa menyampaikan kepada saudara-saudara di sekelilingnya,” sambung Rumakiek.
Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan, Agustinus, mengatakan kegiatan ini untuk membangun kultur mitigasi di kalangan masyarakat terhadap dampak dari fenomena cuaca ekstrem, perubahan iklim dan gempa bumi utamanya para warga yang tinggal di area rawan bencana.
“Langkah awal memitigasi dampak, dan peserta ini kita cari warga yang memang daerahnya rawan bencana,” tukas Agustinus.
Salah satu peserta, Sarina Mandosir, yang juga warga Argapura mengaku senang dapat mengikuti kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan BMKG, apalagi daerah tempat tinggalnya merupakan daerah rawan longsor.
“Kami di Argapura sering terjadi longsor, apa lagi kalau hujan, untuk itu kegiatan ini sangat penting bagi kami,” ujarnya.
Lagi, kata Mandosir, ke depan, kegiatan ini bisa terus dilaksanakan menyasar warga terdampak agar masyarakat lebih paham dalam memitigasi dampak dari bencana.
“Ini penting, supaya kami kembali ke rumah atau wilayah tempat tinggal kitong (kita) bisa memberitahukan masyarakat lainnya,” tandasnya. (*)