JAYAPURA, FP.COM-Ibadah perayaan Dies Natalis ke 41 Sekolah Tinggi Teologi (STT) Baptis Papua digelar secara sederhana di halaman kampus tersebut, Jumat 14 Februari 2020, dengan tema “Nyatakan Yesus dalam hidupmu”. Perayaan ini dihadiri mahasiswa, dosen, dan sejumlah tokoh seperti mantan ketua PGBP Pendeta Perinus Kogoya, Asisten 1 Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa dan lainnya.
Pendeta Markus Sambara, S.Th,M.Th yang memimpin ibadah merenungkan Kitab Galatia 2 :20-21, di mana ia berpesan akan 3 hal yang harus dimiliki; identitas yang baru, komitmen dan kualitas Iman yang benar kepada Yesus Kristus.
Sementara, dalam sambutannya, Ketua STT Baptis Papua Pendeta Meson Yigibalom berharap, agar ke depannya, gereja-gereja pendiri lebih memerhatikan kemajuan lembaga pendidikan tinggi ini. Hal ini disampaikan Pendeta Meson mengingat sejauh ini peran Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Lanny Jaya masih dominan dalam mendukung STT Baptis Papua. “Sampai usia 41 tahun ini kami masih berharap belas kasih Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Lanny Jaya, sementara gereja-gereja pendiri merasa memiliki namun kurang memberikan perhatian dan dukungan,” kata Pendeta Meson.
Dukungan ini sangat penting mengingat ada beberapa agenda yang dihadapi STT Baptis ke depan, seperti re-akreditasi dari status C ke tingkat yang lebih tinggi pada tahun 2021. Menurutnya, persiapan ke arah sana sudah digenjot. “Pada dasarnya, STT Baptis sudah memenuhi standar untuk tenaga dosen dalam aturan pendidikan tinggi namun tenaga kependidikan masih dibutuhkan,” katanya.
Di tahun ini juga STT akan melanjutkan pembangunan lantai III gedung utama dan lantai III gedung asrama.
Di lain hal, respon gereja-gereja pendiri untuk mendorong dan merekrut serta membiayai mahasiswa dari wilayah pelayanan, menurut Pendeta Meson, juga masih minim. Padahal ini mengancam keberlangsungan pelayanan ke depan akibat krisis tenaga pelayan/pengajar. Untuk mengatasi hal itu, pihaknya berencana mendirikan yayasan rekrutmen mahasiswa. “Kami sementara mempersiapkan untuk pendaftaran ke notaris dan mempersiapkan pelantikan pengurus,” katanya.
Dihubungi terpisah, Ketua BPP PGBP Pendeta Titus Yikwa mengakui jika dukungan BPP terhadap STT Baptis sangat minim, karena juga bergantung dari sumbangsih jemaat. “Dalam hal finansial, kita sangat bergantung dengan pemberian jemaat,” kata Pendeta Titus.
Tokoh intelektual baptis, Doren Wakerkwa, ikut menyumbang pikiran. Berkaitan dengan perekrutan mahasiswa dari pedalaman untuk sekolah dan kembali melayani di wilayah-wilayah pelayanan gereja baptis, menurutnya, BPP PGBP harus melihat hal ini dengan serius. Doren mendukung penuh pendirian yayasan atau badan rekrutmen mahasiswa. Ia mengusulkan agar kepengurusannya diisi oleh para pendiri STT Baptis.
Doren juga menyoroti pemahaman administrasi yang lemah. “Kita ini kalah di administrasi, peranan BPP sangat penting untuk mendorong masyarakat kita sekolah di sini, paham baik terkait program dan melanjutkan program,” pungkasnya. (Merrit)