RANSIKI,FP – Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal ( Dirjen PPDT ) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko Sri Haryanto bersama Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Dwi Rudi Hartoyo melakukan kunjungan kerja ke Ransiki, Manokwari Selatan (Mansel), Jumat(5/11/2021).
Kunjungan ini dalam rangka melihat dari dekat dan memastikan perkembangan komoditas kakao melalui program Pertumbuhan Ekonomi Hijau, kerjasama antara Kementerian Desa dengan Kedutaan Besar Inggris. Setelah menemui para petani, berdiskusi dan melihat beberapa kampung di Manokwari Selatan, kunjungan dilanjutkan ke Koperasi Ebier Suth Cokran dan lokasi pembangunan Gedung Inovasi Kakao di Warmapi Ransiki.
Dalam pertemuan bersama pengurus Koperasi Ebier Suth, hadir pula Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran,Kepala Balitbangda Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D. Heatubun dan pemimpin program pertumbuhan ekonomi hijau, Anthony Toren.
Bupati Markus Waran selaku Ketua Koperasi Ebier Suth dalam forum diskusi itu berharap dukungan pemerintah pusat untuk mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Manokwari Selatan. “ Mansel ini termasuk dalam kategori miskin ekstrem. Karena itu, saya sangat berharap bantuan Dirjen untuk menyuarakan apa yang menjadi kebutuhan daerah di sini, termasuk Koperasi Ebier Suth ” ujar Bupati Manokwari Selatan, Markus Waran.
Dalam pertemuan itu, Anthoni Toren dari Pertumbuhan Hijau blak-blakan soal pemutusan program ekonomi hijau oleh Pemerintah Inggris pada awal Tahun 2021. Dijelaskan, Covid-19 yang melanda dunia mengakibatkan pemotongan anggaran yang besar-besaran, termasuk anggaran program ekonomi hijau. “ Untung ada pahlawan kita, Prof. Charlie ( Heatubun )bersama Gubernur Papua Barat yang saat itu ( Awal 2021) menghadap Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menjelaskan pentingnya program ini, sehingga program ekonomi hijau di Papua Barat ini dapat didukung dan dibiayai kembali,” jelasnya.
Selanjutnya menanggapi pernyataan Bupati Waran, Dirjen Eko Sri Haryanto mengatakan akan mengupayakan sesuai kemampuan yang dimiliki. Terkait Koperasi Ebier Suth, bukan berada dalam kewenangannya, sehingga akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
Setelah pertemuan itu, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan, melihat dari dekat gudang penampungan biji kakao kering yang siap ekspor, kemudian melihat tempat persemaian bibit kakao unggul dan terakhir berkunjung ke lokasi pembangunan gedung inovasi kakao yang sedang dibangun oleh CV. Farhed Cipta Nusantara.*)