JAYAPURA, FP.COM – Suasana ramai menyelimuti lokasi Papua Youth Creative Hub (PYCH) pada pagi hari tadi (13/8).
Para peserta lomba seni rupa melukis dan menggambar yang diselenggarakan oleh Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Papua berkumpul untuk mengikuti technical meeting.
Lomba ini menjadi ajang bagi para seniman muda Papua untuk unjuk kreativitas dan mempromosikan kekayaan budaya Papua.
Selin Stevani Pasongli, salah satu peserta dari SMA YPPK Asisi Sentani, mengaku sangat antusias mengikuti lomba ini.
“Saya suka menggambar karena lebih gampang dan juga saya sangat antusias karena saya mewakili sekolah saya dari Asisi. Semoga kegiatan lomba seperti ini lebih banyak lagi dilakukan,” ungkapnya.
Senada dengan Selin, Sheeren Yulianty Wondiwoy, siswi SMAN 4 Jayapura, juga merasa senang bisa berpartisipasi.
“Saya berharap dengan adanya lomba ini, saya bisa memberikan ide atau gagasan saya dalam lukisan saya nanti,” ujarnya.
Sheeren berharap lomba ini menjadi titik awal kemajuan seni rupa di Papua, tidak hanya di Jayapura, tetapi juga di daerah-daerah lain.
Boni Asso, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Papua sekaligus ketua panitia lomba, menjelaskan bahwa tujuan utama lomba ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para pelaku ekonomi kreatif di subsektor seni rupa.
“Kami berharap melalui lomba ini, kemampuan dan bakat para peserta dapat diasah,” kata Boni.
Lomba melukis dan menggambar ini akan dilaksanakan secara langsung (on the spot) pada tanggal 20 dan 23 Agustus di halaman kantor otonom.
Boni juga menegaskan khusus untuk kategori melukis pendaftaran lomba diperpanjang hingga 16 Agustus.
Untuk pendaftaran dapat mengakses link berikut ini https://linktr.ee/senirupaekraf
Nantinya peserta akan diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi tema “Visit Papua” yang berkaitan dengan kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Menilai karya seni adalah sebuah seni tersendiri. Agus Ohee, salah satu dewan juri, mengungkapkan bahwa pengalaman dan intuisi memainkan peran penting dalam menentukan karya mana yang layak mendapatkan penghargaan.
“Meskipun semua peserta memiliki potensi, namun para juri memiliki kemampuan untuk membedakan karya yang benar-benar orisinal dengan karya yang hanya mengikuti tren. Kami mencari karya-karya yang tidak hanya indah, tetapi juga mencerminkan pemikiran yang kritis dan inovatif,” ujarnya.
Agus menambahkan bahwa para juri akan memperhatikan berbagai aspek, seperti keaslian ide, penggunaan teknik, komposisi warna, dan sejauh mana karya tersebut mampu menyampaikan pesan yang kuat.
Dengan demikian, diharapkan lomba ini dapat melahirkan karya-karya seni yang berkualitas dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Papua. (Ai)