JAYAPURA,FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua kembali menegaskan komitmennya dalam memajukan sektor ekonomi kreatif (ekraf) di Bumi Cenderawasih.
Dimulai pada Senin, 28 Juli 2025, dan akan berlangsung hingga Selasa, 29 Juli 2025, Disbudpar menggelar kegiatan peningkatan kapasitas yang berfokus pada strategi pemasaran bagi 30 pelaku ekonomi kreatif.
Para peserta ini merupakan representasi terbaik dari sembilan kabupaten/kota di seluruh Provinsi Papua, menandai upaya kolektif pemerintah provinsi untuk meratakan pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayahnya. Pelatihan ini diadakan di Kota Jayapura, menjadi pusat bertemunya ide dan inovasi dari berbagai daerah.
Fokus utama pelatihan di hari pertama adalah pemasaran, sebuah elemen krusial yang menentukan keberhasilan dan keberlanjutan sebuah usaha di tengah tantangan perekonomian global maupun regional yang tidak selalu stabil.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disbudpar Provinsi Papua, Boni Asso mengatakan kegiatan strategis ini dirancang untuk membekali para pelaku ekraf dengan keterampilan dan pengetahuan yang esensial, terutama dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
“Pemasaran bagi pelaku ekonomi kreatif merupakan upaya kita meningkatkan penjualan dari pelaku ekonomi kreatif di Provinsi Papua, di tengah tantangan perekonomian saat ini pemasaran menjadi penting”, tegas Boni Asso.
Dia juga menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya dan diharapkan dapat menjadi bekal yang baik bagi kelangsungan usaha para pelaku ekraf.
Pihaknya juga mengajak pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota untuk lebih aktif dalam memberikan penguatan kepada pelaku ekraf di wilayah masing-masing, sebagai bentuk pembinaan berkelanjutan dari pemerintah provinsi.
“Kami sebagai pemerintah provinsi disini hadir memberikan pembinaan terhadap perwakilan pelaku ekraf di kabupaten/kota harapan kami pemerintah daerah setempat di kabupaten/kota juga bisa lebih giat lagi memberikan penguatan kepada pelaku ekraf di daerahnya”, imbuh Boni Asso.
Sesi pelatihan semakin menarik dengan kehadiran narasumber ahli, Johan Albert Piter Ginuny, yang mengupas tuntas peran krusial pemasaran digital dalam mengembangkan usaha ekonomi kreatif, terutama bagi pelaku usaha Orang Asli Papua (OAP) yang kerap dihadapkan pada berbagai tantangan unik. Menurut Ginuny, di era digital seperti saat ini, adopsi platform digital bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.
“Untuk pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) khusus OAP, challenge cukup banyak kalau mau pemasaran dengan target pasar besar harus masuk di platform digital”,ujar Piche sapaan akrabnya.
Piche juga menekankan beberapa poin penting sebelum memasuki ranah digital. Storytelling atau bercerita di balik produk memiliki dampak yang besar, menurutnya pelaku usaha harus mengenal produk mereka secara mendalam agar dapat menjelaskan kepada konsumen dan menjaga kualitas produk dari proses produksi hingga sampai di tangan konsumen.
Kedua, menjaga hubungan dengan pelanggan jauh lebih penting, bahkan ada prinsip ‘tujuh’ dalam pemasaran yang melibatkan pendekatan berbeda selama tujuh bulan untuk membangun pasar yang loyal.
“Storytelling itu punya dampak besar sekali, storytelling ini bisa meningkatkan nilai atau value dari produk itu sendiri. Orang bisa berani membeli dengan harga yang tinggi karena ada cerita di balik produk itu”, ujar Piche.
Sementara itu, Okto Worabai, narasumber lainnya, membagikan pandangannya mengenai manfaat besar berpartisipasi dalam event atau festival serta pentingnya pengemasan produk yang baik. Ia mencontohkan keberhasilan Festival Kuliner Baku Timba yang telah terbukti meningkatkan usaha pelaku ekraf, khususnya produk makanan.
“Dari pengalaman kita bahwa banyak peningkatan, banyak peluang baik dan meningkatkan usaha mereka (pelaku ekraf-red) secara khusus produk-produk makanan kalau ada kegiatan harus terlibat seperti kegiatan Kuliner Baku Timba Festival”,ujar Okto.
Ia menjelaskan bahwa event atau festival tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga membuat produk lebih dikenal dan membuka peluang baru bagi pelaku usaha.
Untuk mengatasi keterbatasan modal agar bisa ikut serta dalam event, Okto Worabai juga memaparkan strategi sharing modal. Menurutnya pola kolaborasi antar pelaku ekraf menjadi spirit untuk kemajuan usaha.
“Mereka dapat bergabung dengan beberapa teman atau sesama pelaku usaha untuk menyewa satu tenant secara bersama-sama. Dengan berbagi biaya sewa dan operasional, beban finansial akan jauh lebih ringan, sehingga lebih banyak pelaku ekraf bisa memiliki kesempatan untuk memperkenalkan produk mereka di ajang festival besar”,imbuh Okto.
Di akhir sesinya Okto menutup dengan pesan inspiratif, mengingatkan bahwa dengan usaha, komitmen, dan keyakinan, pasti ada jalan menuju kesuksesan.
”Percaya bahwa ketika kita berada dititik terendah. Kita berdoa dan memohon pertolongan Tuhan pasti Tuhan buka jalan. Yang penting kita berusaha, berkomitmen pasti Tuhan buka jalan. Tetap sukses dan orang Papua harus maju”, pungkas Okto Worabai.
Pelatihan ini adalah wujud nyata upaya Disbudpar Provinsi Papua dalam menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di Papua, mempersiapkan para pelaku usaha untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif dengan bekal pengetahuan dan strategi pemasaran yang relevan. (AiWr)





