Disbudpar Papua Tegaskan Larangan Penggunaan Cenderawasih Asli sebagai Cinderamata

Produk Imitasi Cenderawasih di Kota Jayapura Berlabel Shmini Art dan Wadomu Art yang dapat menjadi Pilihan Aksesoris dan Cinderamata.

JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua terus mendorong kreatifitas pelaku kriya untuk memproduksi cenderawasih imitasi sebagai aksesoris dalam seremonial penyambutan tamu ataupun buah tangan mahkota khas Papua.

Hal ini diterangkan Boni Asso, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif kepada awak media usai memberikan materi pada bimbingan teknis (Bimtek) penyusunan proposal dan teknik presentasi bisnis ekonomi kreatif (Pasti Ekraf) yang digelar di salah satu hotel di bilangan Padang Bulan, Senin (1/7).

Read More
Boni Asso, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif

Menurut Boni, ini sejalan dengan surat edaran Gubernur Provinsi Papua nomor 660.1/6501/SET tertanggal 5 Juni 2017, tentang larangan penggunaan burung cenderawasih asli sebagai aksesoris dan cinderamata.

“Terkait dengan kelestarian cenderawasih, kami mendorong masyarakat tidak membunuh burung cenderawasih asli tetapi bisa menggunakan yang imitasinya. Ini ada kaitannya dengan surat edaran Gubernur Provinsi Papua untuk tidak menggunakan burung cenderawasih asli dalam kegiatan nonceremony adat. Apalagi di pemerintahan, diharapkan tidak menggunakan cenderawasih asli sebagai aksesoris,” tegas Boni.

Untuk mendukung surat edaran Gubernur tersebut, lanjut Boni, bidang ekonomi kreatif yang dipimpinnya sejak 2021 telah melakukan lomba cipta karya imitasi cenderawasih.

Tak sebatas lomba, sebagai tindak lanjut, Bidang Ekraf juga telah memberikan dukungan alat dan bahan baku untuk menunjang proses produksi aksesoris imitasi cenderawasih bagi beberapa pelaku ekonomi kreatif yang saat ini didominasi kawula muda.

Bagi Boni, kemajuan pariwisata akan terus sejalan dengan lingkungan yang berkelanjutan.
Sebagaimana spirit Kemenparekraf RI dalam mengembangkan sustainable tourism dalam empat pilar yakni: pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).

Untuk itu, dari sisi pembinaan terhadap pelaku kriya, pihaknya terus melakukan pendampingan dan penguatan kapasitas sumber daya manusia agar kedepannya pelaku ekonomi kreatif di Papua akan tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan sumber daya yang ada namun tetap menjaga identitas budaya serta ramah lingkungan.


Sebagai informasi, produk imitasi cenderawasih dapat diperoleh di galeri souvenir Shmini Art Papua jalan Gerilyawan Abepura, samping Masjid Agung As-Sholihin. Di mana, di tempat yang sama, souvenir mahkota cenderawasih ukir berlabel Wadomu Art juga bisa menjadi pilihan cinderamata. (Ai)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. Setuju sekali, kita dukung penggunaan bulu cendrawasih imitasi dalam upaya melindungi burung cendrawasih kesayangan kita orang papua