JAYAPURA,FP.COM – Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (DPD PIKI) Provinsi Papua memberikan dukungan penuh terhadap program transmigrasi lokal di Papua. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPD PIKI Papua, John J. Numberi, dalam diskusi yang digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96 tahun pada 28 Oktober lalu.
Menurut Numberi, Berbeda dengan transmigrasi umum yang memindahkan penduduk antar pulau, transmigrasi lokal fokus pada pemindahan dalam satu provinsi. Tujuannya sama, yaitu untuk meratakan pembangunan. Namun, transmigrasi lokal memiliki keunggulan karena mengurangi potensi konflik sosial dan mempermudah integrasi sosial budaya.
“Program ini tidak hanya bertujuan untuk meratakan penduduk, tetapi juga untuk mengembangkan ekonomi daerah, membangun infrastruktur, dan memberdayakan masyarakat,” ujarnya.
Beberapa tujuan spesifik dari transmigrasi lokal yang diungkapkan oleh PIKI Papua antara lain meningkatkan produksi pertanian, diversifikasi sumber pendapatan, pengembangan infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memperkuat integrasi sosial dan budaya serta mendorong kemandirian masyarakat Papua.
“Dengan program transmigrasi lokal, kita dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam Papua secara optimal dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat,” tambah Numberi.
Namun, PIKI Papua juga mengingatkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada perencanaan yang matang, pengelolaan yang baik, serta partisipasi aktif masyarakat. “Kita perlu belajar dari pengalaman masa lalu dan memastikan bahwa program transmigrasi ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat Papua,” tegasnya.
DPD PIKI Papua berharap agar pemerintah pusat dan daerah terus berkomitmen untuk mendukung program transmigrasi lokal. Dengan demikian, tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Papua dapat segera tercapai. (AiWr)
Kalau saran saya,,, sebaiknya Transmigrasi campur presentase 50 Oap dan 50 non Oap, tapi non Oap juga jangan dari Jawa semua, harus campur semua suku sebagai representatif dari berbagai suku, dan harus pembinaan secara menyeluruh sehingga tidak menimbulkan persaingan ekonomi yg tdk sehat, misalnya dalam satu SP dilarang buka kios sendiri2 tapi semua lewat satu pintu yaitu Koperasi bersama. Dan koperasi harus dikelolah secara baik sehingga keuntungannyapun menjadi keuntungan bersama