JAYAPURA, FP.COM – Sail Teluk Cenderawasih (STC) memang baru akan dihelat pada November mendatang, namun gaungnya sudah terdengar dari Maret ini. Peluit tanda kick off Sail Teluk Cenderawasih telah ditiupkan lewat Festival Budaya Biak yang berlangsung dari tanggal 16-20 Maret lalu.
Selain pameran budaya dan kesenian setempat, beberapa partisipan Festival Budaya Biak juga berasal dari luar. Misalnya tiga pengrajin noken dari Sanggar Kalkhote Permai yang diboyong oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Noken.
“UPTD Noken saat pameran itu melibatkan tiga pengrajin yang selama ini kami bina, karena kami kan tidak boleh membawa koleksi yang pemerintah punya,” ujar Kepala UPTD Noken Erick Ohee kepada awak Fokus Papua saat ditemui di lapangan Kantor Otonom Kotaraja, Senin (27/3/23).
Erick mengklaim, stand UPTD Noken sangat menarik minat pengunjung festival karena menampilkan kerajinan noken dari lima wilayah adat.
Berkaca dari keikutsertaan pameran noken ini, pihaknya akan mangajukan revisi program UPTD agar dapat langsung menyasar program kegiatan menuju Sail Teluk Cenderawasih mendatang. Salah satu program yang direvisi yaitu Noken Masuk Sekolah.
“Kami lihat belum pas kita mau masuk ke sana karena kita tidak bisa mengganggu kurikulum sekolah,” ujar Erick.
Revisi kegiatan tersebut, kata Erick, guna menyukseskan satu lagi gelaran budaya menuju STC 2023 yakni Festival Munara Wampasi dijadwal tanggal 1-5 Juli.
”Kami UPTD Noken ini komitmen untuk sukseskan STC, karena orang bilang noken ini jati diri sehingga kami akan dukung sampai pelaksanaan STC bulan November nanti.”
Demi dukungan terhadap noken di STC nanti, Pihak UPTD telah mengajukan anggaran sebesar 400 juta rupiah.
Biaya sebesar itu bersumber dari dana dekonsentrasi senilai 1,8 miliar rupiah untuk pengembangan pariwisata di Papua termasuk dukungan terhadap Sail Teluk Cenderawasih.
“Untuk kami di UPTD Noken menganggarkan cuma 400 juta dari 1,8 miliar itu,” jelas Erick. (*)
