JAYAPURA,FP.COM – Dharma Wanita Persatuan Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua menggelar demo masak sebagai rangkaian kegiatan Peran Dharma Wanita dalam Mencegah Stunting. Demo masak bertajuk Makanan Sehat Atasi Stunting (MASTA) itu dilaksanakan di halaman kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Jumat (25/02/2022).
Provinsi Papua sendiri menjadi yang kelima di Indonesia yang menyelenggarakan kegiatan pengolahan MASTA dengan memanfaatkan pangan lokal.
DWP BKKBN Provinsi Papua memperkenalkan menu karbohidrat dari umbi-umbian seperti keladi tumbuk, sup ikan gabus, sayur gelisa (genemo, lilin santan) sayur lilin (terubuk) dimasak dengan ikan asar, stik tempe dan jus sirsak dan daun kelor.
Yanti Rizal Damanik, perwakilan pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) BKKBN Pusat yang hadir secara virtual bersama 33 DWP BKKBN se-Indonesia menyampaikan pentingnya pengolahan masakan sehat untuk mengatasi stunting demi generasi Indonesia yang sehat.
“Kegiatan yang digilir se-Indonesia ini akan menghasilkan buku panduan masakan sehat yang nantinya bakal diperuntukkan kepada para calon ibu, ibu hamil dan menyusui,” ujar Yanti.
Ketua DWP BKKBN Provinsi Papua Yosina Ronsumbre Auparay yang sekaligus ketua panitia kegiatan ini melaporkan, dua hari sebelumnya, kegiatan telah dilaksanakan di Posyandu Kencana Waripoi binaan BKKBN Provinsi Papua.
“Kegiatan tersebut sebagai upaya dalam melaporkan dan memantau tumbuh kembang anak-anak Baduta (belum dua tahun),” kata Yosina Auparay.
“Dalam kegiatan MASTA ini juga akan dibuka Lapak Kencana DWP BKKBN Papua, nanti Ibu-Ibu dari DWP yang lain boleh pesan ke kami juga, ini kami buat sendiri,” sambungnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay dalam sambutannya mengatakan, kegiatan MASTA ini berpotensi mengembangkan setiap pangan lokal yang berada di masing-masing daerah di Indonesia, dan Papua bisa dilirik sebagai penghasil komoditas pangan bagi daerah lainnya.
‘Mudah-mudahan ada akses bahan pangan lokal yang ada di sini, bisa menjadi makanan sehat bagi penanganan stunting di 34 Provinsi di Indonesia,” ujar Nerius.
Tindak lanjut program Dapur Sehat di kabupaten/kota berupa makanan tambahan di setiap posyandu adalah program lanjutan untuk memastikan penanganan penurunan angka Stunting di Indonesia dan Papua berjalan dengan baik. Untuk itu, Nerius mengharapkan adanya kerja sama dari setiap kabupaten/kota terutama instansi terkait yang bermitra dengan kegiatan di BKKBN
“Di kabupaten/kota, kami punya kampung keluarga berkualitas (Kampung KB), di sana programnya terintegrasi, jadi bukan KB saja tapi dari semua instansi terkait, salah satunya yang akan ditindaklanjuti oleh Ibu-Ibu dharma wanita hari ini melalui program yang sudah kami anggarkan yaitu Dapur Sehat, pangan-pangan lokal dari masing-masing kabupaten/kota itu bisa didemokan, sehingga masyarakat bisa paham bahan-bahan di sekitarnya yang dapat dimanfaatkan bagi asupan gizi keluarga.
“Jadi, tidak berhenti sampai di sini tapi akan ditindaklanjuti pelaksanaannya, nantinya akan ada makanan tambahan bagi bayi/balita,” pungkas Auparay. (*)