JAYAPURA, FP.COM – Lomba foto dan video yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Papua tahun ini kembali menyita perhatian para seniman visual di Bumi Cenderawasih.
Dengan tema yang lebih spesifik dan fokus pada potensi lokal, ajang ini berhasil menarik partisipasi para fotografer dan videografer muda Papua.
Hepy Setyawan, koordinator juri lomba, mengungkapkan bahwa perlombaan tahun ini memiliki beberapa perbedaan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun ini kami membagi kategori menjadi tiga bagian utama: ekonomi kreatif, budaya, dan destinasi wisata. Setiap kategori memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga peserta dapat lebih fokus pada bidang yang mereka kuasai,” jelasnya.
Proses penjurian dilakukan dengan sangat ketat. Juri melakukan kurasi terhadap ratusan karya yang masuk, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti teknik pengambilan gambar, komposisi, hingga kesesuaian dengan tema.
“Kami melakukan penilaian selama lima hari, dan banyak karya yang harus gugur karena tidak memenuhi persyaratan teknis,” ujar Hepy siang tadi (24/9).
Salah satu persyaratan yang paling diperhatikan adalah keaslian karya.
“Kami meminta peserta untuk menyerahkan file RAW foto mereka sebagai bukti bahwa karya tersebut benar-benar hasil karya mereka sendiri,” tambah Hepy.
Untuk memastikan keadilan dan transparansi, panitia menerapkan sistem penomoran rahasia pada setiap karya. Hal ini membuat dewan juri dapat menilai karya tanpa mengetahui identitas pembuatnya. Dengan demikian, penilaian murni berdasarkan kualitas artistik dan teknis dari setiap karya.
Hepy juga mengapresiasi keberagaman karya yang masuk dalam lomba ini. Menurutnya, lomba ini tidak hanya menampilkan keindahan alam Papua, tetapi juga kekayaan budaya dan kreativitas masyarakatnya.
Ia berharap, ke depannya, lomba seperti ini dapat terus diadakan dengan promosi yang lebih massif dan evaluasi yang lebih mendalam, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Papua.
Lomba ini tidak hanya bertujuan untuk mengapresiasi karya seni, tetapi juga untuk mempromosikan potensi wisata dan ekonomi kreatif di Papua.
“Melalui lomba ini, kita dapat melihat keindahan alam Papua, kekayaan budaya, serta kreativitas masyarakat Papua dalam menghasilkan karya seni visual,” kata Boni Asso, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua.
Boni juga menjelaskan bahwa dana yang digunakan untuk penyelenggaraan lomba ini bersumber dari dana Otonomi Khusus, yang dikhususkan untuk pemberdayaan masyarakat asli Papua.
“Kami berharap lomba ini dapat menjadi motivasi bagi anak-anak muda Papua untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam pembangunan daerah,” ujarnya. (Ai)