JAYAPURA, FP.COM– Merebaknya isu corona tak cukup berpengaruh terhadap permintaan beras di Papua. Hal tersebut dikemukakan Kepala Perum Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat (Kadivre) Sopran Kenedi.
“Permintaan beras baik medium PSO maupun premium komersial, hingga saat ini masih normal,” katanya kepada wartawan di Jayapura, Senin (16/3/2020).
“Stok (beras) masih ada 32.137 ton, aman 3-4 bulan ke depan, dengan asumsi penyaluran rutin di wilayah Papua & Papua Barat sebanyak 10 ribu ton. Tidak usah kuatir,” sambungnya.
Sejak awal tahun 2020 Perum Bulog secara rutin melakukan intervensi, untuk kegiatan stabilisasi harga ke pasar-pasar melalui pedagang pengecer dan Toko Pangan Kita (TPK).
“Selain itu, kami melakukan intervensi stabilisasi harga ke tingkat rumah tangga (non pasar) melalui penyaluran beras kepada ASN maupun kepada masyarakat melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan outlet penjualan pangan milik masyarakat di bawah binaan Perum Bulog,” jelasnya.
“Beras dijual seharga Rp8.900 per kilogram (medium PSO) dan Rp9.600-Rp10.000 per kilogram untuk beras premium lokal, dikemas dalam ragam ukuran, 50kg, 10kg dan 5kg.
Untuk gula pasir, katanya, akan segera masuk, kurang lebih 3000 ton gula kristal putih (GKP) raw sugar. FPKontr3