JAYAPURA, FP.COM – Berdasarkan Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting Indonesia sebesar 24.4 persen. Stunting sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya yang di bawah standar. Sebegitu dipandang pentingnya masalah ini hingga untuk penanganannya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021. Dalam Perpres ini, pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
Tantangan berada ada di pundak para pemangku kepentingan di Provinsi Papua. Sebab, masih berdasarkan hasil SSGI 2021, Papua memiliki angka prevalensi yang lebih tinggi dari rata-rata nasional yakni 29,5 persen.
Angka prevalensi stunting 29,5 persen dalam waktu dua tahun tersisa menurut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay merupakan sebuah tugas besar yang harus dilakukan dengan komitmen berbagai pihak termasuk peran media.
”Kampanye program percepatan penurunan stunting dapat secara cepat disampaikan kepada masyarakat dengan memanfaatkan akses jejaring media saat ini dan itu perlu didukung dengan narasi atau pesan kampanye yang berbasis fakta, efektif, menarik dan dapat diterima oleh masyarakat,” ujar Nerius pada Forum Koordinasi Jurnalis Program Bangga Kencana di salah satu hotel di bilangan Padang Bulan, Senin (11/07/22) lalu.
Beberapa hal yang dilakukan BKKBN Papua sejauh ini untuk mengejar target seperti membangun sinergitas dengan kalangan remaja dan pelajar, sejumlah influencer dan juga Tim Penggerak PKK serta sejumlah institusi lain. Di tataran teknis, BKKBN telah membentuk tim pendamping keluarga, merekrut tenaga satuan tugas (satgas) sebanyak 8 orang serta 29 Technical Assistan yang berada di 29 kabupaten/kota.
Dengan langkah-langkah tepat, Nerius Auparay meyakini, pada tahun 2024 mendatang prevelansi stunting di Papua turun di angka 17 persen. ”Kita terus berupaya untuk bisa menurunkan dari angka 29.5 persen menjadi 17 persen atau persen 18 persen,” ujarnya.
Demi target itu pula, ia mengajak segenap insan media di Tanah Papua untuk bahu membahu, bekerja sama dalam upaya pencegahan dan pengentasan stunting di Provinsi Papua.
Pada kegiatan yang diikuti oleh puluhan jurnalis media online, radio dan televisi ini, BKKBN Papua menghadirkan tiga pembicara yakni Suansi Sapulete, Koordinator KIE dan fasilitator dari BKKBN yang menyampaikan materi kampanye stunting, KPM Satgas Stunting Provinsi Papua Moch Sodiq membawakan materi pelaksanan PPS melalui 8 Aksi Konvergensi dan dosen Ilmu Komunikasi dan Praktisi Humas Pemerintah Dewi Anggraeni tentang dukungan media relations. (*)