Kelas Fashion dan Kecantikan Gratis jadi Bagian dari International Women’s Day di Papua

Kelas Penataan Rambut oleh Owner Agatha Beauty Store & Ikal, Leny Kurniawati (baju hitam)

SENTANI, FP.COM – Papua Courses besutan Jeni Karay kembali menggelar pelatihan dengan menggandeng salah satu brand kosmetik kenamaan di Indonesia, Agatha Beauty serta berkolaborasi bersama World Wide Fund for Nature (WWF). Seyogyanya kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati International Women’s Day (IYD) 2024 yang jatuh pada 8 Maret.

Baca Juga : Mari Asah Kemampuan Komunikasi dan Bangun Rasa Percaya Dirimu di Papua Courses https://fokuspapua.com/mari-asah-kemampuan-komunikasi-dan-bangun-rasa-percaya-dirimu-di-papua-courses/

Read More
iklan

Menariknya, sesi ini memberikan kesempatan bagi 50 perempuan di Papua untuk menjadi peserta secara cuma-cuma (gratis). Adapun kelas yang diberikan yaitu seputar kepribadian perempuan melalui cara berbusana, penataan rambut (hairdo) dan make up. Kegiatan ini berlangsung di Holey Narey Learning Center, Kamis (7/3/24).

Sesi Hairdo oleh Owner Agatha Beauty Store & Ikal, Leny Kurniawati

Owner Agatha Beauty Store & Ikal, Leny Kurniawati dalam sesi bersama awak media mengatakan, kehadirannya membagi tips dan ilmu tentang fashion style tak terlepas dari kerinduannya untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan Papua di segala bidang, baik pekerja kantoran maupun mahasiswa dan ibu rumah tangga untuk memiliki gaya berbusana yang dapat mengekspresikan identitas diri mereka. Mulai dari karakter, kepribadian, hingga ciri khas pemakaiannya.

“Kita menggali sumber daya dalam diri kita sendiri. Banggalah dengan siapa diri kita. Saya hadir mengedukasi semua yang hadir hari ini bahwa every women’s its unique. Semua yang saya ajarkan ini penting, tapi di atas semuanya itu yang terpenting adalah kepercayaan diri. Cantik tidak harus rambut lurus dan putih. Tapi bagaimana mengaplikasikan busana, make up dan rambut membuat kita bangga dengan diri kita sendiri,” ujar Leny.

Baca Juga : Manjakan Mahkotamu dengan I-kal, Produk Perawatan Rambut Tanpa Pengawet https://fokuspapua.com/manjakan-mahkotamu-dengan-i-kal-produk-perawatan-rambut-tanpa-pengawet/

Peserta dan Narasumber

Act Head of Forest and Wildlife Program for Papua Wika A. Rumbiak menjelaskan, keterlibatan WWF dalam gelaran ini berkaitan dengan pentingnya pemberdayaan bagi kaum perempuan untuk terlibat dalam pengelolaan sumber daya guna mengurangi kerusakan lingkungan dan utamanya membangkitkan aksi kolektif para pihak dalam membangun suara dari akar rumput untuk menata kehidupan perempuan yang lebih maju di masa mendatang. Spirit itu dibangun WWF dengan sejumlah organisasi nonprofit di Papua.

“Kita tidak bicara tentang lingkungan saja tapi isu sosial, ekonomi, kebudayaan, perubahan iklim. Setidaknya semua perempuan bergerak di bidang masing-masing kemudian secara inklusif kita sama-sama maju. Jadi saat ini kami di WWF fokus pada konservasi inklusif yang mengajak banyak pihak berpartisipatif dan memengaruhi kelompok marginal, perempuan, disabilitas. Jadi kami mengajak supaya kita sama-sama bergerak. Mudah-mudahan pemerintah daerah, lembaga dan teman-teman media juga membantu mengkampanyekan peran perempuan yang signifikan untuk Tanah Papua,” beber Wika.

Founder Papua Courses Jeni Karay mengatakan, kelas kepribadian yang diangkat kali ini merupakan kerinduannya memberikan ruang dan kesempatan bagi sesama perempuan Papua untuk mempelajari fashion sebagai bentuk ekspresi diri dan karakter.

“Orang melihat hal ini (fashion, make up-red) sebagai hal yang dikhususkan bagi profesi-profesi tertentu saja, padahal tidak. Semua perempuan bisa membawa dirinya secara baik di manapun dan apapun pekerjaannya. Jadi, dengan kelas ini, diharapkan semua perempuan-perempuan Papua bisa menata dirinya lebih baik di tengah-tengah masyarakat dengan make up dan busana yang sesuai sehingga meningkatkan kepercayaan dirinya untuk orang bisa bekerja sama dengan dia di segala bidang,” jelas Jeny yang juga seorang influencer lokal ini.

Beatriks Wambrauw seorang mahasiswi yang berkesempatan menjadi peserta di kelas ini mengaku bangga dapat terpilih dan mempelajari teknik dasar pemilihan warna busana yang sesuai kulit hingga cara mengaplikasikan make up yang menunjang aktivitas sehari-hari. Sebagai perempuan, tak lupa Beatriks mengajak peran sesama anak muda untuk membangun kepercayaan diri dan partisipasi untuk mendukung peran perempuan di segala aspek kehidupan.

Lain lagi dengan Ester Haluk yang sehari-hari menjabat sebagai Sekretaris Departemen Perempuan Sinode Kingmi. Dia mengaku begitu antusias terlibat di dalam kelas khusus tersebut.

“Saya selama ini dandan yang seperlunya saja, saya tidak tahu bentuk tubuh saya apa dan busana seperti apa yang cocok saya pakai. Materi tadi sangat bagus sekali, membantu kita sebagai perempuan mengenali diri kita dan menentukan apa yang cocok dengan diri kita,” tutup Ester Haluk. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *