JAYAPURA, FP.COM – Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong mengatakan, melihat potensi sumber daya alam yang bisa diolah menjadi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Papua seperti noken, sagu dan kopi bukan hal yang sulit masuk ke pasar digital.
‘’Mengingat saat ini kita telah ada di era digital, maka UMKM Papua harus masuk dalam pasar digital dan hal ini bukan hal yang sulit bagi Papua sebab Kemenkominfo telah mendisplay, menebar, memasang base transceiver sistem (BTS) diseluruh Indonesia, 65% persen di Papua,’’ kata Usman, dalam acara Binar Digital Papua, yang diselenggarakan di GOR Cendrawasih Jayapura, Rabu (24/8/2022).
Dia menambahkan bahwa UMKM di Papua dapat memasarkan produknya secara digital, tetapi juga diperlukan pendampingan bagaimana cara memasarkan dan mengemas produk secara baik menarik perhatian dan kemudian mendorong animo masyarakat untuk membeli,” kata Usman.
‘’Semua akan difasilitasi oleh pemerintah dari hulu hingga hilir , dari bagaimana cara mengolah bahan mentah hingga barang yang sudah jadi semua sudah ada kementerian yang bertugas mendampingi hingga ke pemasarannya bahkan untuk mendapatkan modal,’’ sambungnya.
Program Gernas BBI yang dilaksanakan di Papua, kata Usman, untuk menciptakan satu ekosistem UMKM dari hulu ke hilir, dari mulai memproduksi sampai menjual bahkan termasuk bagaimana mendapatkan permodalan dan ini merupakan terobosan yang akan dilakukan diseluruh Indonesia, termasuk di Papua.
Usman menambahkan UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja di seluruh Indonesia dan menyumbang 60 persen lebih pada produk domestik bruto.
“ Dalam konteks ini, kita ingin mendorong masyarakat Papua terutama anak-anak muda Papua untuk masuk ke dunia usaha menjadi entrepreneur, job creator dan bukan job seeker,” ujarnya.
Terkait kendala yang ada di Papua mengenai sumber daya entrepreneur muda, kata Usman, secara teori memang mudah, namun dilihat secara praktek, banyak daerah terpencil yang sulit dijangkau.
Usman mengungkapkan, Kementerian Kominfo telah memiliki relawan dari kalangan anak muda yang akan mencari potensi di daerah-daerah dan siap mendampingi pelaku usaha mulai produksi hingga pemasaran.
“Relawan muda yang ada akan siap mendampingi masyarakat di kampung-kampung untuk membangun UMKM, jadi ada jalan keluar untuk masyarakat yang ada di pelosok dan mempunyai potensi,” ujarnya
Mengingat pentingnya menjadi entrepreneur pada tahun 2030, Indonesia, kata Usman, mendapatkan bonus demografi, ‘’artinya masyarakat yang produktif jumlahnya besar dalam arti jika semua masyarakat mencari pekerjaan dan hanya menjadi job seeker, maka kita tidak akan bisa menopang ekonomi, oleh sebab itu kita harus menciptakan entrepreneur sebagai job creator yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan ini harus didorong,’’ ucapnya. (RedaksiFP)