JAYAPURA, FP.COM– PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dibantu oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) meluluskan 33 pengusaha muda profesional baru Papua. Tiga di antaranya lulusan terbaik yaitu Paideia Gratia Sumihe, Yafeth Steven Wetipo dan Agustina Maria Ayomi.
Para lulusan ini mengikuti program Pendidikan Kewirausahaan Kaum Muda (Youth Entrepreneurship Education) dalam acara “Apresiasi Kesuksesan Bisnis Pengusaha Muda Jayapura”, di Aula Sian Soor Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (19/2/2020).
Paideia Gratia Sumihe awalnya hanya iseng mencoba membuat gel khusus rambut keriting berbahan dasar aloe vera tahun 2018 lalu. Tak disangka, keisengan ini justru menghantarkan Grace mendapat penghargaan dari Prudential sebagai lulusan terbaik, setelah mengikuti program Pendidikan Kewirausahaan Muda.
Grace bercerita, dua tahun lalu ia ingin menjual gel rambutnya namun belum terealisasi lantaran belum memahami cara berbisnis yang baik. Tetapi, pada Mei 2019 ketika mengikuti program kewirausahaan kaum muda, Grace memberanikan diri memulai bisnis. Produknya pun menjadi incaran banyak wanita di wilayah Papua.
Tantangan terbesar baginya adalah cara memasarkan produknya secara luas ke luar Jayapura lantaran produknya merupakan homemade (produksi di dalam rumah) tanpa bahan pengawet dan kimia. Namun, hal itu tak menghalangi langkah Grace untuk terus berinovasi sambil perlahan mewujudkan impiannya membangun perusahaan kosmetik khusus rambut keriting di Papua.
Kini ia sedang menjajaki kerjasama dengan salah satu perusahaan kosmetik ternama. Ide untuk membuat gel khusus rambut keriting berawal ketika ia merasa bingung dalam merawat rambut. Grace pun memutuskan rutin melakukan rebonding (pelurusan rambut) sejak SMA, namun ternyata proses tersebut lama-lama merusak rambutnya. Kekecewaan itu memicunya untuk melakukan berbagai inovasi agar ia dan wanita lain bisa mendapatkan perawatan rambut keriting alami.
Dari iseng mencoba inilah, ia berhasil membuat gel rambut dari bahan dasar aloe vera (lidah buaya) dan coconut oil (minyak kelapa) yang menjadikan rambut keritingnya lebih terdefenisikan sehingga lebih halus, mudah dan tampak indah. Grace mengaku, kedua bahan dasar tersebut ia peroleh dari wilayah Jayapura.
Lulusan terbaik lainnya adalah Yafeth Steven Wetipo. Pemuda asal Lanny Jaya ini mengaku memahami cara berbisnis yang baik dan benar setelah mengikuti program tersebut. “Kita diajarkan berbisnis kopi termasuk kemasan, juga cara membuat laporan keuangan dalam usaha kopi dan dibantu memasarkan produk,” ujar Yafeth.
Yafeth memulai usahanya dengan berjualan biji kopi green beans yang berasal dari wilayah Distrik Kurima dan Distrik Tangma, juga Lanny Jaya, Papua, beberapa tahun lalu. Yafeth memutuskan untuk mulai produksi kopi dalam kemasan dengan nama Highland Coffee. Ketika mengikuti program kewirausahaan kaum muda, Yafeth kemudian mengubah nama menjadi Highland Roastery. Yafeth satu – satunya orang asli Papua yang bersertifikat roaster.
Kini ia menjadi salah satu pemasok kopi kepercayaan di berbagai restaurant dan cafe di wilayah Papua. Rata – rata produknya menggunakan kopi Papua yaitu jenis Arabica dari Yahukimo (Kurima dan Tangma), Wamena (Kurulu dan Wollo), Lannya Jaya (Tiom dan Pirime), Pegunungan Bintang (Kiwirok, Sabin dan Veneli), dan kopi Robusta dari Kepulauan Yapen.
Tak hanya memasarkan kopinya, ia juga memberikan timbal balik untuk mendukung pendidikan komunitas daerah tersebut. Yafeth rutin bekerjasama dengan rekan bisnisnya, Phondabee Cafe dengan membuat kegiatan minum kopi yang ditukar dengan buku tulis. Baginya, bisnis tidak hanya untuk sekadar mendapatkan keuntungan tetapi juga harus membawa dampak dan inspirasi positif bagi generasi muda lainnya, agar mereka bergerak memanfaatkan berbagai peluang yang ada di Tanah Papua.
Agustina Maria Ayomi yang akrab dipanggil Tine, satu dari tiga lulusan terbaik program Pendidikan Kewirausahaan Muda merupakan pemilik Salon Tine. Ia mengaku bahwa bisnisnya didirikan sesuai passion-nya (gairahnya) mempercantik kaum hawa. Salon Tine berlokasi di Distrik Jayapura Selatan. Saat ini memiliki 21 layanan di salonnya. Tine juga memproduksi anting sekam Wamena.
Awal mendirikan bisnis, Tine merasa kesulitan untuk memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, serta menemukan karyawan yang memiliki standar layanan yang sama dengan dirinya. Namun, Tine bersyukur karena keikusertaannya dalam program Pendidikan Kewirausahaan Kaum Muda telah membangkitkan kepercayaan dirinya untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Metode pelatihan dan pendampingan yang ia dapatkan di program ini, membantu mengembangkan bisnisnya.
Melalui pengetahuan yang diperoleh di pelatihan literasi keuangan saat ini, Tine memiliki dua rekening bank terpisah untuk pribadi dan bisnis. Kedua rekening yang berbeda ini membantunya menelusuri arus kas keuangannya. Selain itu, pada salah satu materi pelatihan lainnya ‘Standar Operasional Prosedur (SOP), Tine belajar membuat SOP pelayanan salon sehingga para karyawan memiliki standar pelayanan yang sama.
Salah satu hasil lain dari pelatihannya adalah optimalisasi media sosial untuk bisnisnya. Feed di Instagram @salon_tine mulai tertata rapi dengan hasil karyanya. Selain itu, untuk memperkuat merek usahanya, Tine mulai menggunakan endorser yang cukup dikenal di Kota Jayapura yaitu Hermin Rachel Makanuay, Finalis Putri Indonesia 2020 dari Papua. (FPKontr1)